jpnn.com, JAKARTA - Kanada menyatakan Proud Boys, kelompok sayap kanan yang di Amerika Serikat jadi salah satu pendukung garis keras Donald Trump, sebagai entitas teroris.
Proud Boys menimbulkan ancaman keamanan yang aktif dan memainkan peran penting dalam serangan bulan lalu di Capitol AS yang menewaskan lima orang.
BACA JUGA: Banyak Warga Amerika Jadi Teroris Setelah Donald Trump Kalah Pilpres
Meskipun Proud Boys tidak pernah melancarkan serangan di Kanada, Menteri Keamanan Publik Bill Blair mengatakan bahwa pasukan intelijen domestik semakin mengkhawatirkan kelompok tersebut.
"Telah terjadi peningkatan kekerasan yang serius dan mengkhawatirkan - bukan hanya retorika tetapi aktivitas dan perencanaan - dan itulah mengapa kami menanggapi seperti yang kami lakukan hari ini," katanya dalam konferensi pers. Dia tidak memberikan detil.
BACA JUGA: Duh! Akun YouTube Milik Donald Trump Masih Diblokir
Aset grup itu sekarang dapat dibekukan oleh bank dan lembaga keuangan, dan merupakan kejahatan bagi warga Kanada untuk secara sengaja menangani aset dari entitas yang terdaftar sebagai kelompok teroris itu. Siapa pun yang tergabung dalam grup itu dapat dicegah memasuki Kanada.
Pendiri grup, Gavin McInnes, adalah orang Kanada yang tinggal di Amerika Serikat.
BACA JUGA: Biden Mencabut Kebijakan Trump terkait Konflik Palestina vs Israel
Otoritas AS telah mendakwa beberapa anggota Proud Boys sehubungan dengan serangan 6 Januari di Washington.
Ottawa menambahkan 12 kelompok lain ke dalam daftar entitas terorisnya - tiga kelompok neo-Nazi, delapan organisasi yang digambarkan sebagai afiliasi dengan al Qaeda dan Daesh (Negara Islam), serta Hizbul Mujahidin, sebuah kelompok Kashmir.
Blair mengatakan badan intelijen Kanada telah bekerja selama berbulan-bulan dan dalam beberapa kasus bertahun-tahun mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk membuat daftar kelompok tersebut.
"Kanada tidak akan menolerir tindakan kekerasan ideologis, agama atau bermotif politik," kata Blair.
Didirikan pada tahun 2016, Proud Boys lahir sebagai perlawanan terhadap nilai-nilai politik progresif yang dinilai mengancam maskulinitas di Amerika Serikat dan Kanada. Belakangan kelompok tersebut terlibat dalam sejumlah aksi kerusuhan.
Mantan Presiden AS Donald Trump, saat ditanya pada September lalu apakah dia akan mengecam supremasi kulit putih dan kelompok milisi, meminta Proud Boys untuk tenang dan jadi penonton saja.
Jessica Davis, mantan analis intelijen senior di dinas mata-mata Badan Intelijen Keamanan Kanada mengatakan, kebijakan tersebut kemungkinan akan memilik efek yang berbeda bagi masing-masing anggota Proud Boys.
"Untuk beberapa individu ini mungkin memiliki efek peredam. Namun, mungkin ada beberapa anggota inti yang akan semakin radikal oleh masuknya kelompok itu dalam daftar teroris," kata Davis, presiden Insight Threat Intelligence.
Sulit untuk mengatakan berapa banyak anggota Proud Boys yang ada di Kanada, kata Evan Balgord, direktur eksekutif Anti Hate Network of Canada. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil