Kelompok Penyerang di Poso Sangat Terlatih

Minggu, 23 Desember 2012 – 06:45 WIB
JAKARTA - Perburuan terhadap kelompok penyerang Brimob di Poso terus berlanjut. Polri sudah melakukan oleh tempat kejadian perkara. Dari hasil penemuan selongsong diperkirakan jarak tembak seranagn sekitar 100 meter.
   
"Kelompok ini sangat terlatih, mereka melakukan serangan dengan sangat akurat," ujar seorang penyidik kasus ini pada Jawa Pos, Sabtu (22/12). Melakukan serangan terhadap polisi berkemampuan seperti Brimob selain butuh keahlian khusus juga nyali yang luar biasa.
   
Dari hasil analisa sementara, kelompok ini diduga sengaja menunggu rombongan patroli Brimob bersepeda motor melintas. Ini membuktikan mereka memakai strategi yang dihitung secara cermat. "Jelas ini direncanakan, bukan tiba-tiba," katanya.
   
Luka tembak yang diderita para korban juga tidak main-main. Dua diantaranya tepat di area kepala. "Dalam jarak tembak sejauh itu, mengenai kepala, tentu bukan kebetulan," katanya.
   
Dari kemampuan ini, polisi menduga Santoso alias Abu Wardah mempunyai sekondan seorang ahli menembak. Instruktur menembak ini bisa saja berasal dari desertir atau alumni pelatihan di luar wilayah Indonesia. "Masih dianalisa secara mendalam," tutupnya.
      
Dari catatan Jawa Pos, desertir yang pernah terlibat dalam kasus terorisme ada dua yang cukup kondang. Yang pertama deserter polisi bernama Sofyan Tsauri. Dia adalah pelatih kelompok Jalin Jantho yang dibongkar Densus 88 di Aceh 2010.

Sofyan pula yang mensuplai senjata kelompok ini dengan dibantu dua koleganya di Mako Brimob. Sofyan sudah disidang dan diganjar vonis 10 tahun penjara.
   
Desertir lain yang pernah terlibat kasus teror adalah Yuli Karsono. Pecatan anggota TNI AD ini tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 di desa Gekang Wetan, Klaten Juni 2010 lalu. Yuli yang menjadi anggota kelompok Abdullah Sonata ini  diduga sebagai pelaku penembakan pos polisi di Purworejo setahun sebelumnya. 
   
Di Jakarta, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar menjelaskan, polisi berhasil meringkus seseorang berinisial MN di Donggala, Sulteng. Meski jauh dari TKP, tim anti teror mencurigai keterlibatannya. "Masih diperiksa apakah benar tergabung dalam penyerang atau tidak," katanya.
   
Boy menjelaskan, Polri sangat serius mengusut kejadian di Kalora Kamis lalu itu. Apalagi, Presiden SBY sudah memerintahkan agar diurai sampai tuntas.

"Tim sudah dikirim, pimpinan Brimob juga akan berada di lokasi, ini on going operation," katanya.
   
Kewaspadaan Polri juga diberlakukan di lokasi lain. Termasuk tempat ibadah dan pusat hiburan di berbagai kota besar. "Itu sudah termasuk dalam rangkaian operasi Lilin," katanya. (rdl/ fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Audit Ayah, DPR Disalahkan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler