Kelompok Tani Penerima Bantuan Diduga Fiktif

Rabu, 26 Desember 2012 – 11:15 WIB
MELAWI- Anggota DPRD Melawi, Ridwan Saidi menyebutkan adanya indikasi sejumlah bantuan bagi kelompok tani di bidang perikanan yang tidak tepat sasaran. Bahkan sebagian dianggap fiktif.

“Saya mendapat informasi, ada temuan kelompok tani fiktif di bidang Perikanan. Bantuan ini tidak sampai ke petani, dan diduga diselewengkan oleh oknum bidang Perikanan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Melawi,” kata Ridwan Saidi.

Ditegaskan, jika temuan itu tidak segera dievaluasi oleh Bupati Melawi, maka akan berdampak pada produktivitas perikanan di Kabupaten Melawi.

Menurut dia banyak bantuan kepada petani, baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Namun, bantuan itu tidak diberdayakan semestinya kepada petani. “Kalau ada petani ikan yang sukses, kebanyakan karena mendayagunakan keahlian mereka secara alamiah. Ini data riil sehingga bidang perikanan di dinas yang seharusnya jadi wadah mereka justru tidak efektif kinerjanya dan sangat disayangkan,” katanya.

Alasan tidak berpotensi tidak tepat sasaran disebabkan karena belum efektifnya instrumen pengaturan, ketidaktransparanan penyelenggaraan program yang dilakukan bidang Perikanan,
Seperti diketahui, PUMP merupakan upaya pemberdayaan dan petambak dalam rangka penanggulangan kemiskinan melalui pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB).

“Setiap KUB dapat menggunakan bantuan langsung masyarakat (BLM) sebesar Rp100 juta untuk satu kelompok dengan peruntukan di antaranya: pembuatan kolam, pengadaan dan perbaikan sarana penangkapan; biaya operasional bibit dan sebagainya,” jelas dia.

PUMP diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai lembaga pemerintahan yang disebut berpegangan pada moto: disiplin, kejujuran dan pengabdian.

Banyaknya bantuan baik dari pusat maupun provinsi di sektor perikanan di Kabupaten Melawi seharusnya memberikan hasil maksimal terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, namun sampai saat ini hasil dari bantuan tersebut belum terlihat. Makanya tidak salah jika berbagai pihak meminta agar sektor perikanan diawasi.

“Banyak sekali bantuan untuk bidang perikanan namun, baik itu dari pemerintah pusat maupun provinsi, tapi sampai saat ini kami belum melihat adanya peningkatan di sektor tersebut,” ungkapnya.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan sektor pertanian yang dianggapnya sangat berhasil, apalagi meningkatnya produksi padi di Kabupaten Melawi pada tahun 2011 menjadi perhatian Bupati, Firman Muntaco, menurutnya kenaikan produksi padi setiap tahun menunjukkan salah satu keberhasilan pemerintah daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Melawi.

“Wajar saja bupati menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama peningkatan ekonomi masyarakat, karena sektor pertanian sudah menunjukkan hasilnya kepada masyarakat dan pemerintah,” sindirnya. Malin membeberkan, banyaknya bantuan sektor perikanan terdiri dari dana APBN Perubahan untuk program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP-PB). 

“Informasi dari anggota DPR RI, Melawi mendapat dana PUMP-PB sebesar Rp 100 Juta per kelompok tani dimana kita mendapat 19 kelompok sama dengan PUAP. Selain itu untuk Desa Konservasi masing-masing kelompok dapat bantuan sebesar Rp 50 juta, dan Melawi dapat kurang lebih 60 kelompok,” terangnya.

Untuk Provinsi Kalbar, bantuan diberikan kepada pemerintah Kabupaten Melawi untuk Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP-PB) tahun 2012 sebesar Rp 1,105 Miliar.

“Anggaran ini tidak sedikit tapi kami tidak melihat keberhasilan itu jika dibanding sektor pertanian,” ungkapnya. Selain itu Pada tahun 2011 lalu, sektor perikanan mendapat dana DAK sebesar Rp 2. 858.700.000,-. Sedangkan lewat PUMP-PB sebesar Rp700 juta.

Padahal dengan motto Melawi Kuat, Bupati Melawi sangat berharap melalui bantuan PUMP ini akan lahir wirausaha-wirausaha yang tangguh, kuat dan mandiri yang akan menjadi pelopor di desa-desa. Untuk membangkitkan semangat berwirausaha di bidang perikanan budi daya sehingga Kabupaten Melawi menjadi kabupaten yang diperhitungkan di Kalimantan Barat.

Senada yang diucapkan Sukiman belum lama ini, Ridwan menjelaskan Kabupaten Melawi merupakan daerah yang memiliki potensi di bidang pertanian dan budi daya. Ia ingin meningkatkan pendapatan dari masyarakat dan mendorong ke dua sektor tersebut.

“Kalau tidak dikembangkan sektor pertanian dan perikanan saya pikir Melawi akan sulit maju, dan ini juga merupakan salah satu program pemerintah daerah, makanya kita mendorong supaya sektor ini terus di dibantu untuk kesejahteraan masyarakat Melawi,” pungkasnya. (nov)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Car Free Night di Tahun Baru

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler