jpnn.com - Kader Gerindra Mohammad Nuruzzaman memutuskan mundur dari parpol besutan Prabowo Subianto tersebut. Pemicunya, komentar pedas Wakil Ketua Umum Fadli Zon soal kunjungan anggota Wantimpres Yahya Cholil Staquf ke Israel.
Keputusan itu dia tuangkan dalam sebuah surat untuk Prabowo, Selasa (12/6). Dalam surat tersebut Nuruzzaman mengaku geram karena Fadli telah menghina Yahya.
BACA JUGA: MUI Ikut Soroti Kunjungan Yahya Staquf ke Israel
"Hari ini, 12 Juni 2018, saya marah. Kemarahan saya memuncak karena hinaan saudara Fadli Zon kepada kiai saya, KH Yahya Cholil Staquf terkait acara di Israel yang diramaikan dan dibelokkan menjadi hal politis terkait isu ganti presiden," tulis Nuruzzaman.
Masih dalam surat tersebut, Nuruzzaman mengungkapkan bahwa dirinya bergabung dengan Gerindra jelang Pemilu Presiden 2014 lalu. Sosok Prabowo yang berani dan memiliki kepedulian tinggi menjadi alasan utama dia merapat ke partai berlambang kepala garuda itu.
BACA JUGA: Mbak Puan Ngebet Bertemu Prabowo, Isyarat Ulangi Koalisi?
Namun, lanjut Nuruzzaman, beberapa tahun terakhir dirinya mulai merasa tidak puas dengan arah politik yang diambil Gerindra. Menurutnya, Gerindra kini sudah berubah menjadi kendaraan demi memuluskan kepentingan para elitenya saja.
"Makin parah lagi, pengurus Gerindra makin liar ikut menari pada isu SARA di kampanye Pilkada DKI di mana saya merasa sangat berat untuk melangkah berjuang," lanjutnya dalam surat yang ditulis di Cirebon, Jawa Barat tersebut.
BACA JUGA: Viral Spanduk Provokatif di Tol, Begini Reaksi Fadli Zon
Atas dasar itu, sejak akhir tahun lalu Nuruzzaman sudah terpikir meninggalkan partai terbesar ketiga pada pemilu legislatif 2014 tersebut. Hanya saja, dia masih menunggu momen yang tepat.
Hingga akhirnya pada Senin (11/6) kemarin, Fadli Zon berkicau di Twitter soal kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Israel. Wakil Ketua DPR itu menyebut apa yang dilakukan Yahya telah membuat bangsa Indonesia malu.
Sebagai santri, Nuruzzaman mengaku tidak bisa tinggal diam ketika kiainya dihina. Dia juga kesal karena Prabowo membiarkan saja perilaku tersebut.
"Bagi santri, penghinaan pada kiai adalah tentang harga diri dan marwah, sesuatu yang Pak Prabowo tidak pernah bisa paham karena Bapak lebih mementingkan hal politis saja," tegasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribut THR PNS, Fadli Zon: Publik Tidak Bodoh
Redaktur & Reporter : Adil