Keluar dari Resesi Ekonomi dengan Variabel Komunikasi, Begini Caranya

Minggu, 30 Agustus 2020 – 23:41 WIB
Imbas corona terhadap perekonomian. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menilai pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang memperkirakan 99 persen negara ini akan dilanda resesi ekonomi bulan depan, secara kuantitatif sangat rasional dan mendekati kebenaran.

Sebab, kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan II-2020 berada pada posisi lima persen lebih, dan kemungkinan pada Triwulan III-2020 masih mengalami kontraksi.

BACA JUGA: Mahfud MD Bicara Resesi dan Krisis Ekonomi, Simak Nih!

"Melihat kondisi Indonesia di tengah masalah Covid-19 yang belum teratasi sampai saat ini, tampaknya perahu besar kita sudah di tepi ombak resesi ekonomi," kata Emrus, Minggu (30/8).

Lalu, lanjut Emrus, yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana negeri ini sebagai perahu besar mampu berlayar di tengah ombak resesi ekonomi?

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Rizal Ramli Sebut Jokowi Suka Bikin Susah Orang, Ratusan Prajurit TNI Mengamuk di Ciracas

Dia menjelaskan berbasis pada teori akal sehat, dan merujuk pada akibat penyebaran dan dampak Covid-19 terhadap kesehatan dan sosial ekonomi masyarakat, ada variabel non-ekonomi yang paling dominan dapat mengontrol resesi ekonomi. Yakni, dengan variabel komunikasi.

Dosen magister ilmu komunikasi Universitas Pelita Harapan itu memahami boleh jadi ada yang meragukan pemikiran tersebut, bagaimana rasionalitasnya resesi ekonomi bisa diatasi dengan non-ekonomi, utamanya dengan variabel komunikasi.

BACA JUGA: Ekonom Minta Banpres Produktif dari Jokowi juga Diberikan untuk Petani dan Nelayan

Menurutnya, pandangan semacam ini bisa diterima jika paradigma berpikirnya menggunakan kacamata kuda, seolah fenomena ekonomi ada di ruang isolasi terlepas dari bidang lainnya. Sehingga fenomena ekonomi dilihat secara eksklusif.

Namun, lanjut dia, bila merujuk pada pandangan bahwa tidak ada gejala sosial berdiri sendiri, maka fenomena ekonomi sebagai salah satu komponen dari keseluruhan proses sosial yang terjadi di suatu negara atau global, bisa diatasi dengan variabel komunikasi dalam suatu kondisi tertentu.

"Pada situasi dampak penyebaran dan akibat Covid-19 yang sangat luar biasa terjadi di dunia, temasuk Indonesia, maka resesi ekonomi yang mungkin dialami mulai bulan depan sebenarnya bisa dikendalikan lebih awal ataupun ke depan dengan variabel komunikasi," kata direktur eksekutif EmrusCorner itu.

Emrus menjelaskan alur berpikirnya adalah karena penyebaran Covid-19 terjadi dari manusia kepada manusia lain, maka ini merupakan persoalan kesadaran, sikap dan perilaku (KSP) setiap individu dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu negara.

Menurutnya, KSP merupakan kajian, pekerjaan dan profesi bidang ilmu komuniksi. Dia mengatakan melalui proses komunikasi mampu membentuk KSP di tengah masyarakat.

Menurut Emrus, KSP yang baik secara teoritis mampu menekan jumlah kasus Covid-19, yang pada gilirannya   mengendalikan atau keluar dari resesi ekonomi.

"Kerangka berpikir ringkasnya, dengan komunikasi membentuk KSP (variabel X) mampu menekan jumlah kasus Covid-19 (variabel Y), kemudian dapat mengendalikan atau keluar dari resesi ekonomi (variabel Z)," pungkasnya. (boy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler