jpnn.com, BOGOR - Aksi perampokan terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Satu keluarga yang tinggal di RT 04/02, Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk, menjadi korbannya, Rabu (15/1) dini hari.
Mereka disekap di dalam kamar dengan mulut ditutup lakban dan kaki diikat tali rapia. Selain itu, korban juga diancam pelaku dengan senjata tajam.
BACA JUGA: Penjelasan Mabes Polri soal Dugaan Perampokan yang Dialami WNA Asal Jepang
"'Awas kalau teriak, saya tembak',” kata Iyen, salah satu korban sembari menirukan suara para perampok sadis yang menyatroni rumah tokonya kepada metropolitan.id.
Dengan suara terbata-bata, Iyen yang berprofesi sebagai wiraswasta itu, menceritakan betapa mencekamnya saat itu ketika sepuluh perampok menggasak isi rumah sembari membekapnya beserta suami dan dua anaknya.
BACA JUGA: Ini Dia Dalang Perampokan di Tol Tangerang-Merak
Tak tanggung-tanggung, dua kendaraan roda empat, satu sepeda motor, hingga barang dagangan pun ludes digondol rombongan perampok tersebut.
Ruko sembako di pinggir jalan desa itu tiba-tiba jadi perbincangan warga setempat lantaran jadi korban komplotan perampok bertopeng. Pasalnya, komplotan perampok itu secara sadis masuk rumah, menyekap dan mengancam korban dengan senjata tajam lalu menggasak berbagai barang berharga.
Iyen menceritakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (5/1/2020) dini hari saat ia dan keluarga tengah tertidur lelap.
Tiba-tiba sekitar pukul 02:00 WIB, kawanan perampok bertopeng membawa senjata tajam jenis golok masuk rumah lalu menyekapnya beserta kedua anaknya yang berumur sembilan dan lima tahun di kamar korban. Mereka diikat menggunakan lakban.
Ia memperkirakan para pelaku berjumlah sepuluh orang dan masuk rumah dengan cara menaiki pagar halaman samping dan belakang kamar mandi. Lalu masuk ke kamar korban.
“Suami saya lagi tidur langsung diikat. Lalu saya dengar suara berisik, saya bangun dan langsung dibekap juga. Mereka ngancam supaya menyerahkan harta benda, uang dan perhiasan, sambil goloknya nempel di leher saya dan suami. Mereka juga mengancam menggorok leher anak saya kalau saya teriak,” katanya.
Iyen pun lalu mencoba berteriak minta tolong. Nahas, salah seorang pelaku memukul kepalanya dengan gagang golok sambil menyuruhnya diam.
Pelaku juga mengancam akan menembaknya bila kembali berteriak. Ibu 26 tahun itu pun pasrah ketika komplotan sadis tersebut menggasak isi rumahnya.
“Sempat ngancam mau nembak, walaupun saya enggak lihat senjata, ya. Tapi karena saya takut anak saya diapa-apain, saya pasrah saja. Salah satu pelaku sempat komunikasi dengan temannya sepertinya, lalu pada datang dan ambil barang-barang di rumah,” beber Iyen.
Setelah membawa hasil rampokan, sambungnya, pelaku langsung kabur ke arah Caringin dan sempat ada warga lain yang melihat komplotan melewati Kampung Babakan, kampung sebelah.
Setelah pelaku kabur dan dirasa aman, Iyen dan suami pun berhasil melepaskan ikatan lalu melaporkan kejadian itu ke aparat desa.
Ia memperkirakan kerugian yang dialami mencapai Rp 200-300 juta. Sebab, Iyen dan keluarga mesti pasrah satu unit mobil bak, satu unit mobil Toyota Rush, satu unit sepeda motor, uang tunai Rp 15 juta, sepuluh karung beras berukuran 50 kilogram serta beberapa boks rokok dari warung tempatnya berusaha, digondol rampok sadis itu. Ia juga mengaku trauma setelah mengalami kejadian tersebut.
“Saya dan suami mencoba membuka ikatan dan berhasil dibuka berkat anak saya yang perempuan, karena dia nggak diikat. Lalu saya dan suami lapor ke RT, RW dan pak kades. Lalu dilanjutkan lapor ke polisi,” jelasnya sambil menahan tangis.
Kepala Desa (Kades) Cibalung, Kecamatan Cijeruk, Rusyadi membenarkan adanya perampokan yang menimpa warganya. Ia juga mengaku tidak habis pikir lantaran rumah korban berada di jalan utama desa yang merupakan jalan menuju kantor desa. Dari laporan yang didapat, korban kehilangan dua unit mobil dan satu unit sepeda motor.
“Hasil olah TKP (tempat kejadian perkara), saya belum dapat laporan yang pasti, hilang uangnya berapa dan barang-barang lainnya, selain dua mobil dan satu sepeda. Lokasinya di RT 04/02, jalan yang mau ke kantor desa,” ujarnya.
Ia menambahkan, warung yang dimiliki korban memang lumayan besar, dengan posisi strategis di pinggir jalan desa. Kejadian ini juga diakuinya sebagai yang pertama kali di wilayah tersebut, dengan cara yang cukup sadis.
“Mobilnya satu mobil bak dan satu lagi mobil Rush, sepeda motornya satu. Itu di pinggir jalan pisan, warung (sembako) lumayan gede. Ini sedang ditindak lanjut kepolisian. Kondisi wilayah juga cenderung kondusif meskipun sempat sedikit ada rasa takut,” paparnya.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Cijeruk-Cigombong Kompol Nurahim menerangkan bahwa kasus perampokan itu sedang dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Dari keterangan korban dan olah TKP, Ia membenarkan kehilangan korban dua kendaraan roda empat dan satu sepeda motor.
Menurutnya, dari lokasi kejadian juga terlihat korban merupakan keluarga berada, yang punya usaha warung di tempat tersebut.
“Intinya sedang lidik, kami masih periksa TKP dan saksi-saksi. Termasuk jumlah pasti komplotan itu, dan kemana larinya. Yang pasti itu bukan ruko, tapi rumah yang dijadikan tempat usaha,” kata Kompol Nurahim. (ryn/nto/d/mam)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti