Keluarga Bu Inggit Merasa Keberatan dengan Film Soekarno

Selasa, 31 Desember 2013 – 20:12 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Penolakan atas film Soekarno garapan Hanung Bramantyo tidak hanya muncul dari Rachmawati Soekarnoputri. Keluarga besar Inggit Garnasih pun juga keberatan dengan film tentang Bung Karno yang diproduseri Raam Punjabi itu.

Menurut juru bicara keluarga Rachmawati, Teguh Santosa, film yang memicu kontroversi ternyata memicu respon negatif dari keluarga Bu Inggit. "Keluarga Ibu Inggit sangat menyesalkan penggambaran kedua tokoh nasional dan pejuang ini secara serampangan dan sembarangan," ujar Teguh saat dihubungi, Selasa (31/12).

BACA JUGA: Adegan Film Soekarno tak Menggambarkan Maniak Seks

Sabtu (28/12) lalu, Teguh diutus Rachmawati untuk bertemu dengan keluarga Bu Inggit di Bandung. Pertemuan Teguh dengan keluarga Ibu Inggit digelar di kediaman Inggit Ganarsih, Jalan Inggit Ganarsih, Ciateul, Bandung. Di Bandung, Teguh mengaku bertemu dengan Tito Zaini Asmarahadi, anak dari pasangan Ratna Djuami dan Asmarahadi. Ratna merupakan anak angkat Bung Karno dan Ibu Inggit yang ikut dalam pembuangan di Ende dan Bengkulu. Di Bengkulu, Ratna berteman dengan Famawati yang akhirnya dinikahi Bung Karno.

Sementara Asmarahadi adalah pujangga dan jurnalis yang ikut menemani keluarga Bung Karno dalam pembuangan di Ende. Ketika Bung Karno dipindahkan ke Bengkulu, Asmarahadi diminta kembali ke Jakarta dan Bandung untuk menggalang kekuatan pemuda di bawah tanah.

BACA JUGA: Gading dan Gisel Berpisah di Tahun Baru

Teguh mengatakan, pada pertemuan itu keluarga Ibu Inggit menyesalkan sutradara dan produser film yang menggambarkan istri kedua Bung Karno itu sebagai sosok temperamental yang berani melemparkan piring dan sandal ke arah Soekarno muda. "Penggambaran ini sangat merusak dan disebutkan bertendensi menghancurkan kredibilitas kedua tokoh," tandas Teguh.

Dituturkannya, pihak keluarga Ibu Inggit juga tak pernah menerima permintaan izin dari Hanung maupun Raam tentang rencana menampilkan sosok Inggit dan Ratna Djuami. Karenanya Teguh menegaskan, Hanung dan Raam Punjabi tidak boleh berlindung di balik kreatifitas dan hak menafsirkan kehidupan seseorang. "Apalagi tokohnya sekaliber Bung Karno dan Ibu Inggit," pungkasnya. (ara/jpnn)

BACA JUGA: Tahun Baru, Bayaran Piyu Naik Lima Kali Lipat

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Dipolisikan, Nafa Urbach Bungkam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler