Keluarga Ganjar Pranowo Jualan Bensin untuk Bayar Utang

Selasa, 30 Januari 2018 – 08:56 WIB
Ganjar Pranowo saat peluncuran Buku 'Anak Negeri' karya Gatotkoco Suroso di Boyolali, Senin (29/1). Foto: Tunggul Kumoro/JawaPos.com

jpnn.com - Ganjar Pranowo meluncurkan buku berisi kisah tentang dirinya, berjudul Anak Negeri, Senin (29/1).

Buah tangan penulis Gatotkoco Suroso itu tak lain mengisahkan masa kecil Ganjar yang ditulis dengan gaya novel.

BACA JUGA: Didampingi Ganjar, Jokowi Bagi-Bagi Kartu di Pekalongan

Tak seperti peluncuran buku pada umumnya, launching buku tersebut dilaksanakan di pematang sawah yang kental suasana pedesaan, tepatnya di gang Dukuh Sawit Desa Kunti Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, Jateng.

Gubernur Jateng itu mengatakan, Anak Negeri adalah buku tentang dirinya yang ketiga, setelah Kontroversi Ganjar dan Gubernur Jelata.

BACA JUGA: Kunjungi Tegal, Pak Jokowi Cicipi Kelezatan Sate Batibul

Meski ditulis dengan bumbu-bumbu drama, buku tersebut terasa istimewa bagi pria kelahiran Karanganyar itu.

"Latar belakang dan cerita yang ada dalam buku benar adanya. Ini karena ada riset yang dilakukan penulis," ucapnya, Senin (29/1).

BACA JUGA: SIMAK! Pesan Khusus Surya Paloh Buat Ganjar Pranowo

Pada peluncuran buku biografinya tersebut, Ganjar sempat mengenang beberapa kisah masa kecilnya.

Ganjar mengungkapkan, dirinya dilahirkan dari keluarga kepolisian dengan pangkat terakhir letnan satu.

"Bisa dikatakan saat itu keluarga kami kere pece, harus survival untuk bertahan hidup. Bahkan jualan bensin untuk membayar utang," ujarnya.

Untuk sarapan keluarga, dirinya mengandalkan menu nasi goreng. Alasannya, masaknya mudah dan bisa sekaligus untuk makan satu rumah.

Jika ingin menu yang sedikit lebih spesial, maka dirinya beserta anggota keluarga lain harus menunggu hajatan tetangga.

Dikatakan, lauk pemberian itu kemudian dibagi enam agar rata dimakan semua kakak dan adiknya.

"Makan telur saja diiris pakai benang itu, agar rata dan adil semua bisa makan," papar Ganjar.

Politikus PDIP itu pun mengingat salah satu guru tergalak yang pernah mengajarnya semasa kecil, Wagiyo namanya.

Namun, dari sosok itulah dirinya mengaku mendapat pegangan hidup dalam memimpin rakyat Jawa Tengah.

"Saya dihadiahi syair tembang lagu yang bercerita tentang pitutur kehidupan, yang juga menjadi salah satu pegangan saya dalam memimpin Jawa Tengah," papar Ganjar.

Sementara itu, Gatotkoco mengaku membutuhkan waktu selama dua tahun untuk menulis buku berisikan 352 halaman tersebut.

Penulis asal Boyolali yang juga aktivis dan Pemred sebuah majalah budaya ini berharap karyanya bisa memberikan manfaat bagi orang banyak.

"Buku ini saya harapkan mampu menjadi inspirasi bagi generasi masa kini, bahwa seorang yang memiliki masa lalu sulit dengan kerja keras dan kedisiplinan bisa menjadi pemimpin," ujar Gatotkoco yang juga menulis buku Jokowi Si Tukang Mebel. (gul/JPG)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar Yakin Bisa Menarik Perhatian Pemilih Muda


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler