Keluarga Jadi Sumber Kekuatan

Minggu, 27 Mei 2012 – 08:43 WIB

APA rahasia sukses Roberto Di Matteo? Bila ditanya tentang hal itu maka tanpa ragu dia akan akan menjawab, keluarga. Manajer interim Chelsea tersebut memang dikenal sebagai family man. Keluarga lah yang menjadi motivasi utamanya.

"Keluarga adalah tempat saya mendapatkan kekuatan. Mereka penopang saya. Keluarga sangat penting setiap saat, bukan hanya ketika saya pensiun sebagai pemain, tetapi juga setelah apa yang terjadi di West Bromwich (Albion)," jelas Di Matteo, seperti dikutip Soccerway.

Meski mengaku sebagai family man, tetapi sepak bola tetap menjadi nomor satu dalam hidupnya. "Pekerjaan saya menghabiskan 80 persen waktu saya. Sisanya untuk keluarga. Tetapi, saya selalu memberikan waktu yang berkualitas untuk mereka," kata pria berusia 41 tahun itu.

"Saya selalu berusaha agar anak-anak tidak mengetahui profesi saya, karena saya ingin mereka mengenal saya sebagai ayah. Itu agak mudah dengan dua putri saya karena dia tidak suka sepak bola. Tetapi, anak lelaki saya agak tertarik," terangnya.

Di Matteo memiliki tiga anak dari pernikahannya dengan Zoe yang merupakan orang London, Inggris. Mereka tinggal di London, tetapi selalu berbicara dalam bahasa Italia ketika di rumah. "Mereka setengah Inggris, setengah Italia," katanya.

Dia menjelaskan dirinya sebagai seorang Eropa. Sebab, dia lahir dan besar di Swiss dari keluarga asal Italia. Lalu, pindah ke Italia untuk bermain sepak bola dan membela timnas Italia. Sekarang dia hidup dan nyaman tinggal di London.

Karena pengalamannya, Di Matteo menjadi seorang yang polyglot alias menguasai banyak bahasa. "Saya biasa berbicara dengan bahasa Jerman, Italia, dan Inggris. Hati saya dan rumah saya di Italia. Saya tumbuh di Swiss," jelas mantan pemain Lazio itu.

Sosok family man itu dibawa Di Matteo dalam melatih. Bahkan, dia sempat membuat kejutan buat pemain Chelsea sebelum pertandingan final Liga Champions melawan Bayern Munchen.

Jika biasanya manajer memaparkan strategi dan ulasan tentang lawan, dalam pertemuan terakhir dengan pemainnya di Mandarin Hotel jelang kickoff final Liga Champions dia justru memutar video rekaman dukungan moral dari keluarga para pemain. Banyak pemain yang berlinang air mata menonton rekaman video yang diformat seperti reality show terkenal Inggris Big Brother itu.

Ternyata, cara itu yang efektif membuat para pemain Chelsea berjuang mati-matian dan menang. "Keluarga selalu berada di belakang kami sejak di Moskow pada 2008 atau melawan Barcelona pada 2009, saat kami kalah. Mereka selalu ada," kata Didier Drogba, striker Chelsea. (ham/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laga Serbapertama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler