jpnn.com - jpnn.com - Kepala Kepolsian Daerah (Kapolda) Maluku Utara (Malut) Brigjen (Pol) Tugas Dwi Apriyanto dan Komandan Korem (Danrem) 152 Babullah Kolonel Inf Sachono mengunjungi korban yang dipukul oleh oknum anggota polisi saat aksi unjuk rasa yang dilakukan pendukung dan simpatisan pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Pulau Morotai M. Ali Sangaji-Yulce Makasarat (Ali-Yuk), Rabu (22/2).
Kapolda dan Danrem beserta Pejabat Utama Polda Malut tiba di Morotai, Kamis (23/2). Mereka yang tiba dari Resort Daloha Desa Juanga Kecamatan Morotai Selatan (Morsel) langsung berkunjung ke RSUD Kota Daruba Desa Dehigila Kecamatan Morotai Selatan (Morsel) sekitar pukul 15.30 WIT. Kunjungan petinggi Polda dan Korem ini untuk melihat kondisi para korban aksi massa.
BACA JUGA: Penggunaan e-Voting Saat Pemilu Belum Bisa di Indonesia
Kapolda Brigjen (Pol) Tugas Dwi Apriyanto yang ditemui di depan RSUD menegaskan, menjamin keamanan di Morotai dan memastikan tidak akan bergejolak lagi. "Saya siap jamin keamanan di Morotai dan saat ini kondisi di Morotai sudah kondusif," katanya.
Ditanya terkait perintah membubarkan massa secara paksa dan akhirnya terjadi bentrok antara massa aksi dengan polisi, Kapolda mengaku, dirinya tidak memberikan perintah membubarkan massa aksi secara paksa, melainkan perintah Kapolres sesuai kondisi di lapangan.
BACA JUGA: Kearifan Lokal jadi Pertimbangan Koalisi
"Saya tidak memberikan perintah larangan aksi, itu Kapolres yang berikan perintah," kilahnya.
Kapolda yang didampingi Danrem langsung berjalan menuju mobil ketika ditanya terkait selongsong peluru yang ditemukan tim pengacara Ali-Yuk di dalam rumah Ali Sangaji, Rabu (23/2).
BACA JUGA: Romi: PPP Tak Terikat Koalisi Nasional
Sementara informasi yang dihimpun, saat Kapolda menemui salah satu korban yakni Deni Kuminau, keluarga korban langsung mengadukan sikap Kapolres AKBP Matheis Beay dan Wakapolres Kompol Toni Kasmiri.
Di hadapan Kapolda, Nurlela Sangaji mengatakan, konflik antara massa dan polisi itu karena perintah Kapolres dan Wakapolres. Padahal massa aksi tidak pernah ada niat untuk membuat kericuhan.
"Pak Wakapolres yang datang di rumah pak Ali Sangaji beserta pasukannya dan mengobrak abrik rumah Ali Sangaji," cerita Nurlela mengulangi pernyataannya kepada kapolda.
Ia juga menyampaikan ke kapolda bahwa saat itu memang ada massa aksi yang masuk di rumah Ali-Sangaji tapi cara polisi menarik massa aksi dari dalam rumah Ali-Sangaji seperti teroris atau PKI.
"Kalau ditemukan massa aksi di dalam rumah ya tangkap saja, bukan buang tembakan lalu memukul massa aksi seperti binatang," katanya di hadapan kapolda.
Nurlela juga mengungkapkan adanya tembakan dan sisa-sisa peluru di rumah Ali Sangadji.
“Semalam (malam tadi, ted) sekitar pukul 03.00 WIT ada polisi datang di rumah Ali Sangaji untuk mencari sisa-sisa peluru," katanya.
Kapolda bersama Danrem yang menjenguk korban kemarin juga memberikan bantuan uang pengobatan sebesar Rp 3 juta kepada Deni Kuminau, Fahri Lamali, Asra Rurin Tanimbar masing masing Rp 1 juta.(din/jfr/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Romi Tunggu Hasil Pleno KPU DKI
Redaktur & Reporter : Friederich