Keluarga Sandera Histeris Gembira hingga Cium Layar TV

Senin, 02 Mei 2016 – 03:03 WIB
Para sandera berada di pesawat yang mereka kembali ke tanah air. FOTO: ist for prokal

jpnn.com - MAKASSAR - Keluarga dan kerabat dekat Wawan Saputra, salah satu dari 10 WNI awak kapal Brahma 12 yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf, telah dibebaskan. Para kerabat korban penyanderaan sejak 25 Maret lalu itu pun langsung berdatangan ke kediaman pemuda 19 tahun tersebut. 

Suasana rumah di Jl Terompet 12 No 51, Kecamatan Manggala, itu pun langsung pecah, Minggu, (1/5) petang. Pandangan belasan orang di dalam rumah itu tertuju pada layar kaca. Mata mereka berkaca-kaca, sesekali terdengar suara histeris.

BACA JUGA: Pesan Petinggi AAL Saat Pelaksanaan Sertijab

Mereka terharu melihat langsung orang yang dinantikan itu di layar kaca. "Salamat jako, Nak," teriak beberapa perempuan paruh baya di ruang itu.

Setiap kali melihat wajah Wawan di layar kaca, mereka kompak berteriak histeris. Terutama sang ibu, Ratnawati Nompo. "Balekko, Nak!" kata Ratna sembari menunjuk layar kaca seperti dikutip dari FAJAR (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Gubernur AAL Harapkan Pemikiran Baru yang Inovatif

Saat wajah Wawan tepat di layar kaca, spontan Ratna mencium layar berukuran 32 inci itu. Tangis bahagia kembali membahana. Delapan belas kerabat lainnya juga histeris. Sebagian berpelukan sembari bercucuran air mata.

Rahman, kakak tertua korban, juga tak mampu menahan linangan air matanya. Reaksi dan suara pria berkepala plontos ini yang paling jelas terdengar.

BACA JUGA: Pemerintah Diminta Cabut PP 78 Tahun 2015, Ini Alasannya

Di sudut ruangan, Mansur Halide tengah sibuk diwawancarai wartawan. "Tadi saya ditelepon sekitar pukul 16.30 Wita. Alhamdulillah Wawan Saputra dan teman-temannya telah dibebaskan. Kami tidak tahu bagaimana prosesnya. Yang jelas dia kembali dengan kondisi yang baik dan sehat," urai Mansur, matanya masih berkaca-kaca mengucapkan kalimat itu.

Meski belum pernah kontak atau berbicara via telepon dengan Wawan, Mansur terlihat sangat bahagia. Dia pun membebaskan anak keempat dari enam bersaudara ini untuk melanjutkan pekerjaannya, jika itu dinilai baik baginya.

"Meski peristiwa ini cukup mengagetkan sekaligus membuat kami khawatir, saya mempersilakan anak saya menentukan sendiri pilihan hidupnya. Saya tidak mau membatasi apa yang dicita-citakannya," tegas Mansur.

Dia menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada semua pihak yang membantu pembebasan itu. Termasuk buat media yang terus memberitakan peristiwa penyanderaan anaknya. Mansur kembali duduk di ruang tamu. Bersama keluarga besarnya, mata mereka tak pernah lepas memperhatikan berita-beriota TV terkait pembebasan itu.(ful/wan/asw/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Tes Kesehatan, 10 Sandera Abu Sayyaf itu akan...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler