Kemana Djohar sang Ketua Umum PSSI?

Rabu, 17 April 2013 – 06:37 WIB


SUKSESNYA Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 17 Maret lalu belum sepenuhnya menyelesaikan permasalahan sepak bola di Indonesia. Setelah KLB, muncul beberapa kejanggalan yang menimbulkan beberapa masalah pelik.

Di tengah kondisi ini, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin seharusnya ada di posisi paling depan untuk menyelesaikannya. Bukannya berperan menjadi nahkoda, dia malah banyak menghilang. Di kantor PSSI tidak pernah nongol, ditelepon pun tidak pernah bisa.      

Saat dualisme Persebaya kian meruncing, dia malah tidak mau menampakkan batang hidungnya. Menpora Roy Suryo yang tengah di luar negeri saja menaruh perhatian pada pembacokan salah seorang koordinator Bonek di Surabaya.

Pengamat sepak bola Sumohadi Marsis menilai sikap Djohar itu akan membuat kondisi sepak bola Indonesia jadi semakin buruk. "Kondisi sepak bola kita bukan tambah baik tapi memburuk. Bahkan peringkat kita kalah dari negara ASEAN lainnya yang dulu di bawah kita," ucapnya.

Sumohadi berharap, pada ulang tahun PSSI ke-83 pada 19 April mendatang, Djohar mau melakukan kontemplasi. "Dia harus merenungkan nasib PSSI dan nasibnya sendiri," tutur mantan pengurus KONI Pusat tersebut.

Sebagai seorang pemimpin, lanjut Sumohadi, Djohar harus berani muncul dan menyelesaikan masalah dalam kondisi sepak bola seperti saat ini. "Bukannya malah lari menghindar. Dia (Djohar, Red) harus bisa selesaikan, menghadapi masalah bagaimana pun beratnya. Jika diabaikan, itu adalah kesalahan besar bagi seorang pemimpin," tandasnya.

Menurut Sumohadi, lahirnya masalah yang saat ini terjadi di sepak bola Indonesia juga karena ulah Djohar. Dia mencontohkan terkait penunjukan pelatih Luis Manuel Blanco dan Isran Noor sebagai kepala BTN. Pilihan-pilihan itu, menurutnya adalah kesalahan ketum yang terlalu mudah mengamambil keputusan. 

"Blanco, track record tidak jelas, tapi terlalu mudah dia ditunjuk sebagai pelatih timnas. Isran Noor juga, dia juga tidak jelas, jangan hanya karena sempat menalangi timnas, akhirnya ditunjuk di BTN. Pilihan-pilihan ini kurang tepat," kritiknya. (aam/ang)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap Main Habis-Habisan di Medan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler