jpnn.com - jpnn.com - Seseorang yang kelihatan sehat tapi mendadak meninggal tanpa sebab, seringkali dikaitkan dengan serangan jantung.
Pendapat ini menurut dr. Jeffrey Wirianta SpJP, FIHA spesialis jantung intervensi RS Jantung Diagram, Cinere, Depok, harus diluruskan.
BACA JUGA: 6 Makanan ini Membuat Anda Terlihat Awet Muda
Kematian mendadak akibat jantung (sudden cardiac death) atau henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest) tidak sama artinya dengan serangan jantung (heart attack).
American Heart Association (AHA) mendefinisikan meninggal mendadak akibat jantung adalah kematian mendadak akibat jantung yang terjadi dalam satu jam sejak awal gejala muncul.
BACA JUGA: Tumit Anda Sering Nyeri? Mungkin ini Penyebabnya
Definisi lain menyatakan henti jantung yang terjadi dalam satu jam sejak gejala pertama muncul atau kematian mendadak tanpa saksi, yang 24 jam sebelumnya diketahui dalam kondisi baik.
"Henti jantung mendadak adalah masalah kelistrikan jantung yang membuatnya berhenti berdetak. Henti jantung mendadak bisa menyebabkan kematian karena jantung tidak bisa memompa darah dan menimbulkan hilangnya kesadaran," kata Jeffrey, Selasa (31/1).
BACA JUGA: Ini Lho Manfaat Statin untuk Cegah Serangan Jantung
Penelitian menunjukkan, 80 persen kasus henti jantung mendadak disebabkan masalah jantung koroner.
Sekitar 10-15 persen disebabkan kemampuan memompa jantung atau gagal jantung (baik dengan atau tidak ada hubungannya dengan koroner). Sisanya adalah karena penyakit jantung bawaan.
“Pengalaman dengan serangan jantung bisa membuat bagian otot jantung yang rusak bekerja. Bila seseorang pernah mengalami serangan jantung, kemungkinan kena sudden arrest bisa empat kali lipat. Lalu bila kemampuan pompa jantung seseorang sudah turun 50 persen, maka risiko sudden arrest tinggi,” paparnya.
Henti jantung mendadak kadang-kadang didahului beberapa gejala seperti pingsan, pandangan gelap, pusing, nyeri dada, sesak napas, lemas dan muntah.
Namun, bisa juga terjadi tanpa ada gejala awal. Saat terjadi henti jantung mendadak, tanda yang paling nyata adalah hilangnya denyutan nadi.
“Beberapa tindakan bantuan yang bila segera dilakukan, bisa mengembalikan kondisi henti jantung. Namun, bila tidak, maka hampir pasti pasien akan segera meninggal. Akibat aliran darah ke otak tidak mencukupi, korban akan segera kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas," ujarnya.
Pencegahan henti jantung mendadak mencakup pengaturan pengaturan pola makan sehat, olahraga teratur, setop merokok, pengaturan tekanan darah, pengaturan kadar kolesterol darah, pengaturan kadar gula darah, penggunaan obat-obat jantung secara teratur, dan bila perlu penggunaan alat implantable cardioverter defibrillator/ICD. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanda Tulang Anda Bermasalah
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad