Kembangkan Industri Hilirisasi, Menko Luhut Sebut Indonesia Akan Jadi Pemain Utama Mobil Listrik

Senin, 27 Juli 2020 – 11:33 WIB
Luhut Panjaitan. Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hilirisasi mineral yang digencarkan pemerintah bisa menjadi salah satu penopang ekonomi pascapandemi.

Selain itu juga akan menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di dunia dalam hal baterai lithium dan mobil listrik.

BACA JUGA: Mantan Panglima Operasi GAM Apresiasi Keseriusan Luhut Panjaitan

Menurut Menko Luhut industri hilirisasi akan terus didorong karena potensinya sangat besar dalam membantu perekonomian nasional ke depan.

“Saya tidak mengatakan hilirisasi sendiri, karena semua harus paralel. Tapi dengan hilirisasi ini paling tidak sudah menyumbang perkiraan untuk tahun ini sebesar USD10 miliar. Itu angka yang besar,” ujar Menko Luhut dalam Webinar dengan tema 'Investasi di Tengah Pandemi', Sabtu (25/7) bersama dengan sektor lainnya seperti pariwisata dan UMKM.

BACA JUGA: Instruksi dari Menko Luhut, Sebelum 17 Agustus Harus Selesai, Tegas!

Sektor hiliirisasi mineral cukup berperan untuk menopang perekonomian pascapandemi. Hal ini karena sektor hilirisasi tidak terdampak terlalu dalam dan ekspor produk turunan yang dihasilkan dari pabrik pengolahan semakin menunjukkan dampak positif.

“Hilirisasi nikel ini akan kami kembangkan sampai ujungnya baterai lithium dan juga keperluan lain untuk mobil listrik. Dan kami akan menjadi pemain utama lithium baterai ini,” jelas Luhut.

BACA JUGA: Femmy Permatasari: Mau Follow Tetapi Menghujat, itu Namanya Anda Sakit Jiwa

Salah satu smelter lokal yang berada di Pulau Obi, Harita Nickel, diproyeksikan akan menjadi pemain penting dalam industri bahan baku utama untuk mobil listrik tersebut.

Penyelesaian smelter hidrometalurgi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di sana juga terus berlanjut meski di tengah pandemi. Karena itu, Menko Luhut mendukung semua perusahaan smelter dan tidak ada perlakuan yang berbeda.

"Nikel ini dulu kita hanya ekspor kira-kira nilainya USD612 juta setahun, tapi sekarang kita sudah ekspor USD6,24 miliar setelah menjadi stainless steel slab,” ujarnya.

Selama periode 2015-2019, total investasi di hilirisasi tambang sudah mencapai USD40 miliar. Ekspor besi dan baja sendiri bisa menembus angka USD9 miliar.

Sedangkan untuk sektor nikel, nilai ekspornya sudah mencapai USD14 miliar. Sektor ini akan sangat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia ke depan.

Ke depan Indonesia akan menjadi pemain penting dalam peta industri mobil listrik dunia. Hal ini merupakan bentuk komitmen Indonesia untuk mencapai Paris Agreement pada 2030.

Paris Agreement merupakan kerangka kebijakan jangka panjang bagi negara-negara untuk mengurangi emisi karbon. Pada tahun itu, Eropa akan mewajibkan semua kendaraan berbasis listrik, dan melarang energi fosil.

“Itu kan tinggal 10 tahun lagi. Itu yang kami targetkan. Pada 2025-2027 juga mereka mulai terapkan berapa puluh persen harus pakai mobil listrik. Kita pun secara bertahap akan mengarah ke sana,” tandas Luhut.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler