Kembar Siam Dempet Panggul dengan Satu Anus

Senin, 15 Juli 2013 – 21:12 WIB
SURABAYA - Bayi kembar siam langka lahir di Surabaya, Minggu (14/7). Bayi perempuan pasangan AR dan B (keduanya tak mau disebut namanya) itu lahir di Rumah Sakit Ibu dan Anak Graha Medika Babatan, Wiyung, sekitar pukul 09.00.

Sekitar pukul 15.00, kembar siam dengan berat total 5,4 kg tersebut dibawa ke RSUD dr Soetomo untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Para perawat dan bidan yang bertugas di rumah sakit ibu dan anak itu ikut mengantar sang bayi.

Dokter spesialis anak RSUD dr Soetomo dr Agus Harianto yang juga ikut menangani bayi tersebut mengatakan, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah stabilisasi, yaitu menstabilkan kondisi bayi yang mengalami kedinginan. "Karena mengalami transisi selama perjalanan dengan ambulans, bayi yang belum stabil biasanya kedinginan sehingga kami berusaha menolong agar tidak kedinginan," ujarnya. Tak terlalu lama ditangani, kondisi bayi itu sudah stabil.

Menurut Agus, bayi tersebut menyatu pada bagian panggul. Dengan demikian, keduanya hanya memiliki satu anus. Istilah medisnya adalah kembar siam jenis pygopagus. Itu adalah kembar siam dempet panggul yang termasuk langka.

Meski hanya memiliki satu anus, kata Agus, pembuangan dua bayi tersebut harus lancar. Karena itu, tim dokter berusaha mengatasi dengan mengosongkan anusnya supaya tidak mengalami perut kembung.

Selain stabilisasi yang telah dilakukan, tim dokter akan melakukan foto USG dan ekoradiografi. Itu bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan bayi. "Apabila pemeriksaan lengkap sudah dilakukan, operasi pemisahan baru bisa dilaksanakan. Tapi, sebelumnya kami harus rapatkan dulu," ujarnya.

Menurut data, kasus tersebut adalah kembar siam ke-55 yang ditangani RSUD dr Soetomo. Untuk jenis kembar siam dempet panggul, itu merupakan kasus keempat. Kasus pertama pada 1990, kemudian 1991, lalu 2009.

Selama enam tahun terakhir, setiap tahun hampir selalu ada bayi kembar siam yang lahir dan ditangani RSUD dr Soetomo. Kecuali pada 2011 yang nihil. Data sejak 2008 tercatat, pada tahun itu ada enam kasus kelahiran. Kemudian, 2009 sebanyak 9 kasus, 2010 terdapat 3 kasus, 2011 tidak ada kasus, 2012 hanya 3 kasus, dan 2013 hingga Juli 4 kasus.

Agus mengatakan, pihaknya belum bisa mengungkapkan tingkat harapan hidup bayi kembar siam tersebut. "Harapan hidup berapa persen belum bisa kami informasikan karena belum melakukan pemeriksaan lebih detail. Namun, kami akan berusaha untuk menyelamatkan keduanya," jelasnya.

Dia juga mengatakan, meski bayi kembar siam tersebut terdaftar sebagai pasien jampersal, rumah sakit berusaha memberikan pelayanan terbaik. Tidak ada pembedaan dengan pasien lain. (chu/c6/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tinju Maut Nabire, Korban Tewas karena Terinjak

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler