Ya, percuma Chelsea menang berapapun jumlah golnya, karena pada pertandingan lain Juventus mampu mengalahkan Shakhtar Donetsk 1-0 (0-0) di Donbass Arena. Chelsea pun menjadi juara bertahan pertama yang tersisih di fase grup sejak era Liga Champions.
Mereka harus rela turun kasta dengan berkompetisi di Europa League yang dianggap kompetisi kelas dua Eropa. Sebab, mereka hanya mampu finis pada peringkat ketiga di klasemen grup E dengan mengoleksi sepuluh poin.
Sejatinya mereka punya koleksi angka sama banyak dengan Shakhtar yang berada pada posisi kedua. Hanya, mereka yang harus tersisih lantaran kalah head to head. Shakhtar menang 2-1 di kandang dan kalah 2-3 di kandang Chelsea.
Juara bertahan gagal mempertahankan gelar memang bukan hal baru sejak format Liga Champions diperkenalkan pada 1992-1993. Belum ada satu pun juara bertahan yang mempertahankan gelarnya. Paling banter hanya finalis, seperti yang terjadi pada AC Milan (1995), Ajax Amsterdam (1996), dan Manchester United (2009).
Sungguh ironis buat Rafael Benitez, manajer Chelsea, ini adalah kemenangan pertamanya sejak menggantikan Roberto Di Matteo. Sebelumnya, dia mencatat dua kali imbang dan sekali kalah. Sayang, dia tidak bisa merayakan kemenangannya.
Bertanding di Stamford Bridge yang dipenuhi fans Chelsea yang membenci Benitez, Chelsea memulai pesta gol dengan eksekusi penalti David Luiz pada menit ke-38. Setelah itu disusul dua gol Torres di menit ke-45 dan 56, Gary Cahill (51"), Juan Mata (63"), dan Oscar (71").
Satu-satunya gol Nordsjaelland diciptakan Joshua John pada menit ke-46. "Kami sadar ini akan terjadi. Kami tahu kalau Shakhtar gagal menang, maka kami yang tersingkir. Sayang sekali itu jadi kenyataan," sesal Petr Cech, kiper Chelsea, seperti dikutip AFP.
Nasib Chelsea memang berada di tangan Shakhtar, ternyata Shakhtar gagal. "Kami telah melakukan yang kami bisa. Kami bermain dengan baik dan mencetak enam gol," lanjut kiper asal Republik Ceko itu.
Kini, tinggal penyesalan yang ada dalam kepala pada pemain Chelsea. "Anda mungkin berpikir bahwa kegagalan kami adalah ketika kalah pada laga kandang melawan Shakhtar dan Juventus, tetapi yang mengubah nasib kami adalah seri di kandang melawan Juve," terang Cech.
Tidak beda jauh dengan Cech, bek Gary Cahill menyesali hasil dua pertemuan dengan Juve. "Dua bentrok melawan Juve benar-benar merusak kami. Saya hanya bisa katakan, dengan sepuluh poin, terkadang Anda bisa lolos, tetapi tidak di grup ini," katanya.
Kegagalan Chelsea juga menurunkan kredibilitas Premier League sebagai kompetisi terbaik di Eropa. Sebab, sama seperti musim lalu, mereka kembali hanya mewakilkan dua klub ke babak 16 besar. Musim ini tinggal Manchester United dan Arsenal.
Sebelum Chelsea tersingkir kemarin dini hari, Manchester City sudah lebih dulu tertingkir pada matchday sebelumnya. Dengan begitu, dalam meloloskan tim ke babak 16 besar Liga Champions, Premier League kalah dari Primera Division Spanyol dan Bundesliga Jerman.
Primera Division dengan perkasa meloloskan semua kontestannya. Malaga dan Barcelona sebagai juara grup serta Real Madrid dan Valencia sebagai runner-up grup. Bundesliga juga istimewa dengan lolosnya tiga wakil mereka, yakni Schalke 04, Bayern Munchen, dan Borussia Dortmund dengan status juara grup. (ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sikap PSSI Muter-muter Lagi
Redaktur : Tim Redaksi