jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menilai kemenangan kotak kosong pada Pilkada Serentak 2018 menjadi gambaran tentang perlawanan masyarakat terhadap penguasa. Pada Pemilihan Wali Kota Makassar, duet Munafri Arifuddin-Rachmatika Dewi yang diusung koalisi 10 partai politik ternyata keok oleh kotak kosong.
Menurut Ferry, kemenangan kotak kosong di Pilakot Makassar menunjukkan masyarakat tak mau dipimpin oleh figur yang dekat dengan penguasa. “Ternyata kotak kosong menang dan ini merupakan perlawanan rakyat terhadap yang tengah berkuasa," kata Ferry dalam diskusi Pilkada, Kotak Kosong, dan Pilpres di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/6).
BACA JUGA: KPU Tak Berhak Menghukum Lembaga Survei
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan, tren satu pasangan calon (paslon) di Pilkada Serentak 2018 mengalami peningkatan dibanding sebelumnya. "Pada 2018 ini ada 16 daerah yang satu pasangan calon," kata Arief di kesempatan itu.
Arief menjelaskan, tren satu paslon meningkat setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) memberikan ruang untuk melanjutkan pilkada yang diikuti calon tunggal. Hal itu juga yang menginsipirasi pembuatan ketentuan dalam Undang-undang Pemilu yang terkait dengan pemilihan presiden.
BACA JUGA: Rakyat Sudah Memilih di Pilkada, Terima Saja Hasilnya
Namun, Arief menilai kemungkinan pilpres hanya diikuti calon tunggal sangat kecil. Tapi kalau akhirnya satu paslon dipersilakan untuk dilaksanakan," jelasnya.(boy/jpnn)
BACA JUGA: Pilkada Usai, Golkar Tetap Dukung Jokowi
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY dan AHY Turun Tangan, Ini Angka Kemenangan Demokrat
Redaktur : Tim Redaksi