Kemenangan Sriwijaya FC di Kanjuruhan Menjadi Harga Mati

Sabtu, 01 Desember 2018 – 12:14 WIB
Penyerang Sriwijaya FC, Manucher Jalilov selebrasi uasi mencetak gol saat menghadapi Mitra kukar di Stadion GSJ, kemarin. Foto: Kris/Sumatera Ekspres

jpnn.com, PALEMBANG - Sriwijaya FC berhasil meraih poin penuh saat menjamu Mitra Kukar dalam laga lanjutan Liga 1 2018 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (30/11). Anak asuh Alfredo Vera, menang meyakinkan dengan skor 3-1.

Tiga gol skuat jersey kuning berhasil dilesakkan Esteban Vizcarra menit ke-21, Alberto Goncalves menit ke-48, dan Manuchehr Jalilov menit ke-77. Sementara gol Mitra Kukar dicetak Mauricio Leal menit ke-43.

BACA JUGA: Persela vs Persib: Fokus, Fokus, Fokus!

Kemenangan tersebut sangat berharga bagi Yu Hyun Koo dkk. Sebab, dengan raihan tiga poin itu berhasil membawa Sriwijaya FC menjauh dari zona degradasi.

Kini, Sriwijaya FC menduduki peringkat ke 15 klasemen sementara dengan poin 39. Di bawah Mitra Kukar yang duduki peringkat 14 dengan 39 poin.

BACA JUGA: Djanur Pengin Mencuri Poin Penuh di Kandang PSMS

Meski menang, bukan berarti drama zona degradasi usai. Sebab, Sriwijaya FC setidaknya masih butuh tiga poin lagi. Untuk lebih mengamankan posisi, agar tidak tersentuh zona degradasi di akhir kompetisi.

Sriwijaya FC sendiri masih menyisakan satu pertadingan terakhir di laga away di kandang Arema FC, di Stadion Kanjuruhan Malang (9/12) nanti.

BACA JUGA: Persela vs Persib: Tamu Bisa Pulang dengan Malu

Sementara, tim-tim degradasi seperti Perseru yang berada di peringkat 16 dengan 36 poin masih sisakan dua laga. PS TIRA peringkat 17 dengan 36 poin masih sisakan tiga pertandingan dan PSMS yang berada di peringkat 18 dengan 34 poin juga masih sisakan 3 pertandingan. Praktis, kemenangan di Kanjuruhan menjadi harga mati agar aman dan bertahan di Liga 1.

“Hari ini (kemarin, red) kami puas. Namun, ini belum selesai. Karena tim masih harus mengejar tiga poin lagi, di pertandingan terakhir lawan Arema FC,” jelas Alfredo Vera usai pertandingan, (30/11).

Dari segi peluang sendiri, Alfredo mengaku optimistis dengan anak asuhnya sekarang. “Peluang sama-sama terbuka saat ini. Tinggal perjuangan yang harus lebih keras lagi, di pertandingan terakhir,” tuturnya.

Mengenai hasil cukup baik saat menghadapi Mitra Kukar, Alfredo mengakui ini tidak terlepas dari anak asuhnya mampu mendominasi permainan sejak menit awal. Tim yang memang mengejar poin, langsung memperagakan permainan menyerang.

Di laga itu, Alfredo sedikit mengubah formasi 4-1-4-1. Hanya ada satu gelandang bertahan yakni Yu Hyun Koo yang diturunkan. Sementara di posisi gelandang serang, Hambali dan Nur Iskandar bermain di lini tengah dan winger Esteban Vizcarra dan Manuchehr Jalilov. Hambali tipikal pemain dengan kemampuan mengatur serangan.

Ditambah duet Nur Iskandar di lini tengah, aliran bola di lini tengah lebih bagus. Serangan yang dilancarkan pun lebih bervariasi dari sebelumnya.

Tapi saat tim unggul 2-1, pelatih melakukan pergantian dengan memasukkan Zulfiandi menggantikan Hambali. Pelatih ingin menjaga kestabilan lini tengah, dengan mematikan pergerakan pemain tengah Mitra Kukar.

“Semua bermain bagus sekali. Kami berhasil cetak gol cepat. Tapi mereka berhasil cetak gol penyeimbang. Pada babak kedua kami coba bermain lebih tenang dan berhasil cetak dua gol tambahan,” ucapnya.

Soal gol Mauricio, pelatih asal Argentina itu menyebut, jika pemain bertahan Mitra Kukar itu lepas dari kawalan. Dia datang dari belakang dengan sangat cepat dan menyambut bola dengan sundulan. “Dengan lompatan dan tubuhnya yang besar kokoh, momentum dia juga sangat bagus. Dia sulit dihentikan sehingga gol tercipta,” katanya.

Sementara itu, pelatih Mitra Kukar Rahmad Darmawan, mengatakan jika anak asuhnya secara tim sudah cukup bagus mengawali pertandingan. Septian David Maulana dkk, berhasil mengimbangi gaya bermain tempo sedang sepanjang babak awal. Bahkan Naga Mekes berhasil menyamakan skor 1-1, sebelum peluit babak pertama berakhir.

“Namun babak kedua, kami sedikit gagal mengantisipasi gaya bermain cepat yang dilakukan Sriwijaya FC. Beberapa kali bocor, dan bocor. Menurut saya secara hasil, inilah yang harus kami terima,” tuturnya.

Pelatih yang menukangi Sriwijaya FC paruh musim pertama 2018 inipun, menilai wasit Agus Fauzab Arifin yang memimpin jalan pertandingan sudah cukup baik.” Sekali lagi selamat untuk Sriwijaya FC,” jelas RD.

Atas hasil tersebut membuat kian berat Naga Mekes untuk keluar dari jeratan degradasi. Terlebih Bayu Pradana Cs, langsung harus menjalani laga away kontra Persija Jakarta (9/12). Macan Kemayoran situasinya saat ini sedang mengejar poin penuh, untuk menjaga peluang juara di kompetisi Liga 1 musim ini.

“Ini ibarat laga final. Karena posisi kami ingin mengejar poin agar keluar zona degradasi, dan Persija untuk menjaga peluang juara,” tuturnya.

Dia menambahkan saat ini tinggal bagaimana pemain untuk bisa mengeluarkan permainan yang lebih enjoy. “Memang ada satu beban, karena sepanjang away kami baru satu kali berhasil menang. Tetapi ini yang harus diubah nanti dari pemain. Mengubah dari tekanan, menjadi sebuah permainan yang benar-benar lepas dan fokus,” tambahnya.

Sementara, sukses meraih tiga poin pemain Sriwijaya FC langsung diganjar bonus Rp200 juta. Pemberian bonus disampaikan Manajer Sriwijaya FC, Ucok Hidayat saat berada di ruang ganti. Bonus itu menjadi penyemangat Yu Hyun Koo dan kolega sekaligus pengobat jerih payah usai pertandingan.

“Bonus tersebut dari Tim SAR bentukan Gubernur. Kami hanya menyampaikan saja,” ujarnya.

Di luar itu, penggawa Jakabaring juga masih akan menerima bonus tambahan. Informasinya dari mantan Presiden Sriwijaya FC, Dodi Reza dalam waktu dekat. “Nanti akan ada bonus lagi, mudah-mudahan pemain tetap bersemangat dan menjaga konsistensi hingga pertandingan terakhir,” tukas Ucok. (cj11/aja/gsm/ce1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PSMS vs Persebaya: Bukan Ajang Reuni, Menang Harga Mati!


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler