jpnn.com, MADIUN - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah mendengar kabar rencana penjualan rumah keprabon Sartono, pencipta lagu Hymne Guru, oleh ahli waris.
Utusan dari pusat itu turun langsung ke rumah Sartono di Jalan Halmahera 98, Kelurahan/Kecamatan Kartoharjo, menemui Damijati, istri Sartono, Rabu (27/2).
BACA JUGA: Kemendikbud Klaim Guru Honorer di Banyuasin Dukung PPPK
Adapun dari Kemendikbud diwakili oleh Desse Yussubrasta selaku kasubdit program, evaluasi, dan dokumentasi Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Dia didampingi Wali Kota Madiun terpilih Maidi beserta Kepala Dinas Pendidikan Heri Wasana dan Ketua PGRI Kota Madiun Hariyadi.
Kemendikbud memiliki rencana tersendiri untuk menjaga rumah Sartono agar tak termakan usia dan jatuh ke pihak lain. Mereka ingin menjadikannya sebagai museum cagar budaya pada tahun ini.
BACA JUGA: Rekomendasi Rembuknas Pendidikan 2019, Lengkap
Setelah sebelumnya melihat kondisi rumah berikut isinya kemarin. ’’Kemungkinan besar ada pembelian dari Kemendikbud,’’ kata Desse kepada Jawa Pos Radar Madiun.
Dia menjelaskan, pembelian rumah akan dilakukan bekerja sama dengan Pemkot Madiun dan ditargetkan prosesnya selesai tahun ini. Setelah itu, rumah yang berdiri di atas lahan seluas 231 meter persegi tersebut bakal direvitalisasi.
BACA JUGA: Masalah Guru dan Zonasi Jadi Fokus Utama Rembuknas Kemendikbud
Namun, tidak mengubah secara total. Kondisi asli bangunan tetap terjaga. Dengan begitu, sejarah bangunan tetap terbaca dan perjuangan Sartono tergambarkan dengan jelas sampai kapan pun.
‘’Rencana ke depannya akan dijadikan bangunan memorabilia tentang Sartono. Jadi, gamelan bekas peninggalannya, seragam, serta piagam-piagam yang ada, akan dipajang,’’ ujar Desse.
Adapun pertimbangan rumah keprabon Sartono dijadikan sebagai bangunan cagar budaya karena berkaitan dengan sejarah pendidikan di Indonesia. Hanya, Desse mengaku belum bisa menyebutkan berapa alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk membeli rumah Sartono tersebut.
‘’Kami masih mengkaji betul tentang masalah jual beli ini. Biasanya kalau itu semua sudah selesai, kami akan lakukan kajian tentang revitalisasi rumah,’’ terangnya.
Sebaliknya, Desse mengungkapkan kedatangannya ke rumah Sartono baru sebatas langkah awal. Di mana selanjutnya hasil peninjauan di lokasi bakal dilaporkan ke Mendikbud Muhadjir Effendi.
‘’Kami berharap tahun ini bisa selesai. Apalagi, saat ini baru memasuki tahun awal anggaran. Jadi, prosesnya (pembelian, Red) tidak sampai harus menunggu tahun depan,’’ jelas alumnus UGM tersebut.
Terpisah, Wali Kota Madiun terpilih Maidi mengaku pentingnya menjadikan rumah Sartono sebagai aset sejarah daerah dan bangsa. Karena itu, pihaknya sengaja mendorong agar rumah sartono bisa menjadi bangunan cagar budaya. Dengan tujuan memberikan pendidikan kepada generasi muda di masa yang akan datang.
’’Tentunya pemkot ikut membantu kesempurnaan itu dan nantinya tempat ini bisa dijadikan fasilitas umum yang berkaitan dengan pembelajaran tentang pendidikan. Makanya pemkot welcome untuk itu,’’ kata kepala daerah yang akan dilantik pada 29 April 2019 mendatang tersebut.
Sementara itu, Damijati merasa senang atas rencana Kemendikbud membeli rumah Sartono. Karena sebelumnya dia sempat kebingungan jika rumah tersebut dibeli oleh orang lain.
Belum lagi, dia tidak memiliki uang untuk membeli tempat tinggal baru. ’’Ya senang, saya merasa dilindungi, diayomi sama pemerintah,’’ ucapnya.
Seperti diketahui, tempat tinggal Sartono itu merupakan rumah warisan. Rumah tersebut dijual oleh pihak keluarga sejak beberapa bulan lalu. (her/c1/ota)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud dan Pos Indonesia Sukseskan Gerakan Literasi Nasional
Redaktur & Reporter : Soetomo