jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar Program Desa Pemajuan Kebudayaan.
Program ini dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan, yaitu Bincang Santai Seri Temukenali Budaya Desaku, Lomba Cerita Budaya Desaku, dan Pendampingan Pengembangan Potensi Masyarakat Desa di Bidang Kebudayaan.
BACA JUGA: Klarifikasi Kemendikbud Terhadap Kekhawatiran Cluster COVID-19 di Satuan Pendidikan
Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, Program Desa Pemajuan Kebudayaan bertujuan menemukenali kembali potensi yang dimiliki desa, sehingga masyarakat dapat mengembangkan dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan melalui penguatan ekosistem budayanya.
“Harapan kami ke depannya program ini dapat menjadi pintu masuk untuk perangkat desa dalam membuat kebijakan desa yang berbasis kebudayaan. Saat ini adalah momen yang tepat untuk kita kembali ke desa, menguatkan ketahanan budaya desa sebagai mendorong pembangunan yang berkelanjutan,” jelas Hilmar dalam taklimat media secara daring, Jumat (14/8).
BACA JUGA: Kemendikbud Ajak Seluruh Siswa Tonton Konser Virtual Gita Bahana Nusantara
Desa-desa menyimpan kekayaan budaya lokal yang perlu digali kembali, dilestarikan dan diwariskan. Desa memiliki cerita sejarah, objek pemajuan kebudayaan, dan cagar budaya, namun seringkali hanya menjadi penonton.
“Desa adalah kekuatan kita yang paling kecil. Ketika budaya desa maju, maka Indonesia akan maju juga karena kebudayaan nasional adalah kumpulan dari kebudayaan-kebudayaan yang ada di desa, menyatu menjadi Indonesia,” ujar Hilmar.
BACA JUGA: Kemendikbud Terbitkan Kurikulum Darurat Pandemi COVID-19
Pada kesempatan sama, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Restu Gunawan mengatakan, salah satu rangkaian kegiatan Desa Pemajuan Kebudayaan adalah menggali potensi desa yang diwujudkan dalam lomba cerita Budaya Desaku, sebagai langkah awal untuk Kementerian dapat memetakan potensi yang ada di masyarakat. Kegiatan ini berlangsung dari 8 Agustus sampai 10 September 2020.
Peserta lomba adalah komunitas atau kelompok yang berada di desa. Komunitas atau kelompok inilah yang diharapkan menjadi penggerak di masing-masing desa untuk bersama-sama dengan seluruh warga desa mempertahankan rasa memiliki akan budaya lokal. Kemudian melestarikannya untuk generasi selanjutnya dengan cara mengembangkan dan memanfaatkannya.
Sesuai dengan syarat dan ketentuan lomba, peserta diminta untuk mengirimkan tiga jenis karya yang merupakan satu kesatuan saling mendukung, yaitu narasi yang dilengkapi foto dan video Ketiga karya ini di kemudian hari akan menjadi data kekayaan budaya desa yang nantinya akan menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan.
"Video Cerita Budaya Desaku yang diunggah peserta ke youtube menjadi bukti eksistensi suatu kebudayaan desa yang dapat menjadi media pewaris ke genasi penerus ataupun sebagai salah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki suatu desa," paparnya.
Dalam lomba ini akan dipilih 30 desa terbaik yang akan selanjutnya dilakukan pendampingan untuk pemberdayaan masyarakat desa di bidang kebudayaan, dan di tahun mendatang program ini akan diperluas kembali. Untuk mengikuti lomba ini dapat langsung mengunjungi laman Kemendikbud. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad