jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan antusiasme masyarakat terhadap pendidikan vokasi terus meningkat.
Menurut Wikan, sejak berbagai program vokasi diluncurkan, enam bulan belakangan ini terjadi peningkatan pemahaman dan juga gairah. Baik dari satuan pendidikan vokasi maupun dunia usaha dan industri (DUDI).
BACA JUGA: Kemendikbud Targetkan Sertifikasi 10 Ribu Guru Tahun Ini
Hal tersebut dibuktikan dengan berjalannya program link and match antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI.
"Paket 8+1 sudah banyak diwujudkan ribuan SMK serta ratusan perguruan tinggi vokasi (PTV) dan lembaga kursus dan keterampilan (LKP),” kata Wikan di Jakarta, Jumat (8/1).
BACA JUGA: Sudah Bayar Rp 30 juta, Lulus Tes CPNS dan Dapat SK, Duh Ternyata
Selain itu juga terjadi perubahan mindset dari para pimpinan satuan pendidikan vokasi tanah air yang kini lebih terbuka dan berani melakukan terobosan untuk mewujudkan link and match seutuhnya.
"Kami akan terus meningkatkan mindset dan leadership SDM pendidikan vokasi secara pesat dan cepat,” tegasnya
BACA JUGA: Peringatan! Ada Aturan Terbaru dari Pak Doni Monardo, Semua Wajib Melaksanakannya
Tak hanya satuan pendidikan vokasi, pihak industri juga kian terbuka untuk melakukan kerja sama dengan satuan pendidikan vokasi.
Lebih lanjut dikatakan Wikan, perubahan kurikulum menjadi dasar melakukan link and match. Semisal untuk SMK, dilakukan lima aspek perubahan.
Pertama, mata pelajaran yang bersifat akademik dan teori akan dikontekstualisasikan menjadi vokasional. Misalnya matematika dan Bahasa Indonesia akan menjadi matematika terapan dan Bahasa Indonesia terapan.
Kedua, magang atau praktik kerja industri (prakerin) minimal satu semester atau lebih.
Ketiga, terdapat mata pelajaran project base learning dan ide kreatif kewirausahaan selama 3 semester.
Keempat, SMK akan menyediakan mata pelajaran pilihan selama 3 semester, misalnya siswa jurusan teknik mesin dapat mengambil mata pelajaran pilihan marketing.
Kelima, terdapat co-curricular wajib di tiap semester, misalnya membangun desa dan pengabdian masyarakat.
"Pada program SMK CoE 2020, kami juga telah memasukkan paket 8+1. Sedangkan pada 2021 akan diluncurkan program SMK Pusat Keunggulan (PK), yakni penyempurnaan SMK CoE dengan melibatkan PTV untuk membina SMK,” jelas Wikan Sakarinto.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad