JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengaku kuwalahan untuk menyiapkan tempat duduk bagi siswa yang baru lulus SMP. Untuk itu kementerian berslogan Tut Wuri Handayani itu meminta komitmen pemerintah kabupaten atau kota untuk menyiapkan lahan pendirian unit sekolah baru (USB).
Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Kemendikbud Ibnu Hamad kemarin mengatakan, anggaran untuk pendirian USB ditanggung Kemendikbud. "Sampai sekarang tidak ada masalah. Kita sudah siap membangunnya," ujar guru besar ilmu komunikasi Universitas Indonesia (UI) itu.
Tetapi menurut Ibnu persoalan utamanya adalah bukan pada anggaran. Tetapi komitmen pemda. "Kami tagih komitmen daerah untuk menyiapkan lahan," tuturnya. Sesuai dengan nota keuangan pemerintah, Kemendikbud mendapatkan tugas untuk membangun 216 USB tahun ini. Kemudian mulai 2014 nanti, Kemendikbud menambah kapasitas pembangunan USB menjadi 500 unit per tahun.
Selain itu Kemendikbud juga memiliki tugas untuk membangun 4.550 unit ruang kelas baru (RKB) SMA/SMK/SMLB. "Kemendikbud juga tetap menjalankan program rehab sekolah rusak," tutur Ibnu. Dia menjelaskan tugas rehabilitasi ruang kelas rusah di Kemendikbud tahun ini mencapai sekitar 23 ribu unit ruang kelas rusak berat dan 30.350 unit ruang kelas rusak sedang.
Ibnu menegaskan program pengadaan USB dan RKB serta rehab ruang kelas rusak berat dan sedang ini dijalankan bebarengan dengan program pendidikan menengah universal (PMU). Program ini mewajibkan setiap lulusan SMP wajib melanjutkan sekolah di SMA/sederajat. "Program ini berjalan mulai tahun ajaran baru 2013 ini. Sekaligus dengan program USB, RKB, serta rehab sekolah," kata dia.
Menurut Ibnu kunci keberhasilan program ini adalah komitmen pemda untuk menyiapkan lahan pembangunan sekolah baru. Dia menegaskan bahwa Kemendikbud kesulitan jika harus menyiapkan sendiri lahannya. Sampai saat ini Ibnu menuturkan belum menerima laporan progres program pembangunan USB dan pengadaan RKB.
Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menerangkan sejatinya program persiapan program PMU sudah digeber sejak 2011 lalu. Sejak saat itu Kemendikbut telah membangun 416 unit sekolah baru dan 34.277 unit ruang kelas baru. Asumsi waktu itu pembangunan tadi bisa menampung sekitar 1,3 juta siswa tambahan atau yang baru lulus SMP.
Tetapi ternyata diperkirakan kapasitas SMA saat ini masih belum cukup untuk menampung lulusan SMP. Hamid mengatakan ada sekitar 700 ribu siswa lulusan SMP tidak tertampung di SMA karena tidak ada infrastruktur ruang kelas. Sambil menunggu program pembangunan USB dan RKB, Hamid mengandalkan program pembelajaran dua gelombang atau sif. (wan)
Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Kemendikbud Ibnu Hamad kemarin mengatakan, anggaran untuk pendirian USB ditanggung Kemendikbud. "Sampai sekarang tidak ada masalah. Kita sudah siap membangunnya," ujar guru besar ilmu komunikasi Universitas Indonesia (UI) itu.
Tetapi menurut Ibnu persoalan utamanya adalah bukan pada anggaran. Tetapi komitmen pemda. "Kami tagih komitmen daerah untuk menyiapkan lahan," tuturnya. Sesuai dengan nota keuangan pemerintah, Kemendikbud mendapatkan tugas untuk membangun 216 USB tahun ini. Kemudian mulai 2014 nanti, Kemendikbud menambah kapasitas pembangunan USB menjadi 500 unit per tahun.
Selain itu Kemendikbud juga memiliki tugas untuk membangun 4.550 unit ruang kelas baru (RKB) SMA/SMK/SMLB. "Kemendikbud juga tetap menjalankan program rehab sekolah rusak," tutur Ibnu. Dia menjelaskan tugas rehabilitasi ruang kelas rusah di Kemendikbud tahun ini mencapai sekitar 23 ribu unit ruang kelas rusak berat dan 30.350 unit ruang kelas rusak sedang.
Ibnu menegaskan program pengadaan USB dan RKB serta rehab ruang kelas rusak berat dan sedang ini dijalankan bebarengan dengan program pendidikan menengah universal (PMU). Program ini mewajibkan setiap lulusan SMP wajib melanjutkan sekolah di SMA/sederajat. "Program ini berjalan mulai tahun ajaran baru 2013 ini. Sekaligus dengan program USB, RKB, serta rehab sekolah," kata dia.
Menurut Ibnu kunci keberhasilan program ini adalah komitmen pemda untuk menyiapkan lahan pembangunan sekolah baru. Dia menegaskan bahwa Kemendikbud kesulitan jika harus menyiapkan sendiri lahannya. Sampai saat ini Ibnu menuturkan belum menerima laporan progres program pembangunan USB dan pengadaan RKB.
Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menerangkan sejatinya program persiapan program PMU sudah digeber sejak 2011 lalu. Sejak saat itu Kemendikbut telah membangun 416 unit sekolah baru dan 34.277 unit ruang kelas baru. Asumsi waktu itu pembangunan tadi bisa menampung sekitar 1,3 juta siswa tambahan atau yang baru lulus SMP.
Tetapi ternyata diperkirakan kapasitas SMA saat ini masih belum cukup untuk menampung lulusan SMP. Hamid mengatakan ada sekitar 700 ribu siswa lulusan SMP tidak tertampung di SMA karena tidak ada infrastruktur ruang kelas. Sambil menunggu program pembangunan USB dan RKB, Hamid mengandalkan program pembelajaran dua gelombang atau sif. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ambil Rapor, Siswa Wajib Bayar Rp200 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi