jpnn.com, JAKARTA - Ditjen Diktiristek Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan dua buku yang disusun di bawah Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Dua buku yang diluncurkan, yaitu Buku Panduan Penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi dan Buku Merdeka Belajar Kampus Merdeka: Mempimpin Perubahan dalam Transformasi Pendidikan Tinggi di Indonesia.
BACA JUGA: Dirjen Pendidikan Vokasi Demo Masak di Vokasifest x Festival Kampus Merdeka
Buku Panduan Penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi
Buku ”Panduan Penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi” disusun oleh Prof Sri Suning Kusumawardani, Prof. Paulina Pannen, F. Astha Ekadiyanto, Dr. rer. nat I Made Wiryana, Dr. Eng. Ayu Purwarianti, Syukron Abu Ishaq Alfarozi, bersama tim dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Libatkan 10 Politeknik & SMK di TEI 2024
"Buku panduan ini bertujuan untuk membantu dosen, mahasiswa, dan seluruh civitas academica dalam memahami serta menerapkan penggunaan GenAI secara etis dan bertanggung jawab dalam pembelajaran di perguruan tinggi," kata Dirjen Diktiristek Abdul Haris saat peluncuran buku di Kantor Kemendikbudristek, Jumat (11/10).
Dia menjelaskan GenAI bisa mengurangi beban administratif dosen, memungkinkan lebih fokus pada inovasi pembelajaran. Meskipun GenAI menawarkan banyak manfaat dalam pembelajaran, manusia tetap berperan dalam mengarahkan dan mengendalikan penggunaanya.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Bawa 72 Looks Busana pada JMFW 2025
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Sri Suning Kusumawardani menambahkan, GenAI tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran manusia, melainkan mendukung penyelesaian masalah kompleks dan meningkatkan kualitas hidup.
Pemanfaatan GenAI dalam pembelajaran juga membawa tantangan etis. Seperti kesenjangan akses teknologi yang dapat menimbulkan ketidakadilan dalam pembelajaran, bias data yang dapat menghasilkan output diskriminatif, lalu adanya potensi plagiarisme, serta ketidakjelasan kepemilikan karya yang dihasilkan oleh GenAI memunculkan kekhawatiran terkait keaslian dan hak cipta.
"Buku panduan ini terdiri dari enam bab komprehensif yang dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam serta menjawab peluang dan tantangan penggunaan GenAI," terangnya.
Buku ini menorehkan kisah perjalanan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai inisiatif revolusioner yang membebaskan mahasiswa untuk mengukir masa depan yang telah memasuki tahun kelima dan menggandeng berbagai pemangku kepentingan dan menorehkan jejaknya.
Terdapat 3 bagian dalam buku ini yang memaparkan secara detail dasar pelaksanaan MBKM, yaitu: Latar Belakang Program MBKM, Luaran dan Capaian Program MBKM Flagship, dan Dampak Program MBKM Flagship.
“Dengan mengikuti MBKM, para mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan berbagai skill yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini, seperti leadership, critical thinking, dan problem solving,” ungkap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim.
Implementasi program flagship MBKM banyak memberikan perubahan signifikan terutama dalam kontribusinya terhadap peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi, mendorong inovasi dalam kurikulum, serta memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan industri.
"MBKM menjembatani perguruan tinggi untuk mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) terutama IKU 2 mengenai kualitas lulusan yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman diluar kampus seperti magang, mengajar, riset, berwirausaha, dan melakukan penyesuaian tata kelola perguruan tinggi, " pungkasnya.(esy/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad