Kemendikbudristek Tidak Menerjunkan Mahasiswa Kesehatan yang  Belum Kompeten Menangani Pasien

Minggu, 18 Juli 2021 – 22:05 WIB
Ilustrasi Covid-19. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) telah berkomitmen untuk mendukung Kemenkes dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

Khususnya dalam penyediaan layanan kesehatan dan sumber daya manusia (SDM) pendukung penanganan Covid-19 di Indonesia. 

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Luhut Keluarkan Perintah Baru, Kapolri Bergerak Malam Hari, Nakes Minta Tolong

Kemendikbudristek memfasilitasi lebih dari 25 fakultas kedokteran (FK) dan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) untuk menjadi RS rujukan dan laboratorium uji Covid-19.

Fasilitasi ini dilakukan melalui hibah lebih dari 20 paket pengadaan alat pelindung diri (APD), alat tes polymerase chain reaction (PCR), alat deteksi Covid-19 lainnya kepada FK dan RSPTN. 

BACA JUGA: Asrama Haji Donohudan Boyolali jadi RS Darurat Covid-19

Selain itu, Ditjen Dikti mendukung pengembangan dan inovasi produk untuk penanganan dan pengendalian Covid-19.

“Kemendikbudristek juga menggerakkan dosen dan mahasiswa sebagai relawan untuk membantu penanganan penyebaran Covid-19 sedari awal pandemi,” jelas Direktur Jenderal (Dirjen) Dikti Nizam, Minggu (18/7).

BACA JUGA: Panglima TNI Minta Masyarakat Siap Perang dengan Cara Ini

Dirjen Nizam menyatakan keterlibatan para sukarelawan adalah bagian dari upaya gotong royong dan gerakan masyarakat secara sukarela untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Para sukarelawan tidak serta merta langsung menangani pasien, melainkan akan membantu program-program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada masyarakat, dan menyiapkan diri sebagai tenaga bantuan dalam kondisi darurat sesuai kompetensi dan kewenangannya. 

"Semangat kerelawananan, altruisme, dan nasionalisme menjadi nilai dasar dalam implementasi program relawan yang merupakan bagian dari transformasi kebijakan Merdeka Belajar, Kampus Merdeka," terangnya. 

Sejak Maret 2020, pelibatan lebih dari 10 ribu mahasiswa kesehatan dalam penanganan Covid-19 di tingkat nasional telah digerakkan melalui Program Relawan Covid-19 Nasional (RECON).

Program itu merupakan kerja sama Ditjen Dikti, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Indonesia (ISMKI), dan Asosisasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI).

Kerja sama ini memberikan tele-KIE dan pendampingan kepada masyarakat yang didampingi para dosen/case manager. 

Khususnya untuk mahasiswa kedokteran, lebih dari 2.000 mahasiswa co-as telah mengabdi melalui RECON. Lebih dari 10 ribu mahasiswa kedokteran dan kesehatan juga terlibat aktif dalam program nasional Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Covid-19 yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), BNPB, dan ISMKI.

Selain itu para mahasiswa kedokteran dan kesehatan juga melakukan gerakan edukasi perubahan perilaku bagi  masyarakat, yang disinergikan dengan program kampus siaga dan kampung siaga di tiap wilayah. 

Selanjutnya sejak Maret 2021, gerakan RECON dilanjutkan menjadi “Kampus Lacak Covid-19”, di mana lebih dari 1.000 mahasiswa kedokteran dan mahasiswa kesehatan berperan sebagai contact tracer Covid-19 untuk membantu fasilitas layanan kesehatan di wilayah, sesuai dengan prosedur dari Kemenkes. 

Terkait program pelibatan tersebut, Nizam menjelaskan, pelibatan mahasiswa kesehatan saat ini juga difokuskan untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi di setiap wilayah, sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.

Dalam menggerakkan relawan mahasiswa, Kemendikbudristek menjamin kesehatan dan keselamatan dari para relawan, serta memberikan pengakuan kredit untuk proses pembelajarannya. 

Dirjen Nizam mengatakan bahwa Kemendikbudristek sangat berhati-hati dalam menggerakkan mahasiswa.

“Sangat tidak bertanggung jawab menerjunkan seorang yang belum kompeten untuk menangani pasien, selain melanggar undang-Undang, juga membahayakan diri dan masyarakat atau pasien,” jelasnya.

Dia menambahkan izin dari orang tua juga menjadi pertimbangan Kemendikbudristek untuk menggerakkan sukarelawan mahasiswa dalam membantu penanganan Covid-19. (esy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler