JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membeli 20 pesawat latih untuk ditempatkan di sekolah-sekolah penerbangan milik negara. Armada baru yang dibeli itu terdiri atas 18 pesawat sayap tetap (fixed wing) dan dua unit helikopter (rotary wing). Untuk keperluan itu, pemerintah harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 184,6 miliar.
"Harga 18 unit fixed wing sebesar Rp 140,6 miliar, sedangkan harga dua unit helikopter Rp 40 miliar," ujar Sekretaris BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Kemenhub Wahyu Satrio Utomo, Senin (26/3).
Di antara 18 pesawat sayap tetap jenis Piper Warior yang dibeli, enam di antaranya telah datang ke Indonesia dan siap dioperasikan. Sedangkan sisanya datang bertahap hingga akhir 2013. Sementara itu, dua helikopter jenis Bell 206 akan tiba tahun depan.
Wahyu mengungkapkan, pembelian pesawat-pesawat ini merupakan bagian dari peremajaan armada sekolah penerbang untuk meningkatkan faktor keamanan dan keselamatan. Dengan begitu, resiko terjadinya kecelakaan pada saat latihan bisa diperkecil. "Ini gantinya 12 pesawat latih dari 39 unit pesawat yang akan dipensiunkan di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug," sebutnya.
Wahyu menyatakan, peremajaan itu mutlak dilakukan karena 12 pesawat yang selama ini digunakan sebagai sarana latihan sudah berusia di atas 25 tahun. Tak ada pilihan lain, harus ada langkah pemuktahiran sejalan dengan perkembangan teknologi pesawat. "Sebanyak 12 pesawat yang selama ini kami gunakan untuk latihan anak-anak STPI akan kami singkirkan," ungkapnya.
Karena faktor usia tersebut, maka pesawat-pesawat latih ini akan dikeluarkan dari aset negara dan diganti dengan yang baru. Dia menilai peremajaan aset seperti itu lumrah dilakukan karena merupakan barang yang selalu bergerak dan dipergunakan setiap hari oleh para calon penerbang Indonesia.
"Seperti sebuah genset, sekian jam kan harus di-overhaul atau jangan dipakai lagi. Begitu juga pesawat latih," kata Wahyu.
Di sisi lain, Kepala Pusat Pengembangan SDM Udara BPSDM Kemenhub Yudhi Sari Sitompul mengatakan, pesawat-pesawat yang dikeluarkan dari aset itu akan dijual melalui proses lelang. Sementara pesawat-pesawat latih yang baru nantinya akan ditempatkan di sejumlah daerah yang memiliki sekolah penerbang. "Seperti Semarang, Sumenep maupun sejumlah daerah lainnya," katanya.
Penemapatan pesawat ke sekolah-sekolah penerbang di daerah itu sengaja dilakukan karena wilayah udara untuk latihan terbang di sekitar Jakarta sudah sangat padat. Lalu lintas udara di kawasan ibukoyta banyak digunakan untuk penerbangan komersial.
Saat ini di STPI Curug terdapat 39 unit pesawat latih. Terdiri atas 36 unit jenis fixed wing dari merek Socata TB-10, C-23 Sundowner, Piper Dacota, dan Baron, serta tiga helikopter Bell-206. Dengan penambahan pesawat latih baru, diharapkan mulai 2014 produksi penerbang di Indonesia dapat meningkat empat kali lipat atau mencapai 400 penerbang per tahun. "Kebutuhan sampai 2014 mencapai 4.000 pilot," jelasnya. (wir/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wafid Bantah Pernah Temui Orang Dekat Anas
Redaktur : Tim Redaksi