jpnn.com - jpnn.com - Kementerian Perhubungan terus berupaya mengembangkan infrastruktur, baik melalui angkutan kereta api dan kapal ro-ro untuk mendukung distribusi logistik di Pulau Sumatera, yang saat ini masih didominasi truk pengangkut barang.
Sebab, kondisi jalur jalan lintas Sumatera, yang biasa dilintasi truk pembawa angkutan barang belum mampu mendukung distribusi logistik.
BACA JUGA: Kapal RoRo Jakarta-Surabaya Beroperasi Sebelum Puasa
Selain masih banyak jalan yang rusak dan rawan kecelakaan, kendala yang dihadapi truk-truk pengangkut barang yakni adanya beberapa laporan terkait premanisme.
"Hambatan-hambatan tersebut mengakibatkan biaya ekonomi tinggi yang berdampak pada tingginya harga barang," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
BACA JUGA: Pengoperasian Kapal Roro Jakarta-Surabaya Mulai April
Mengantisipasi kondisi tersebut, Kemenhub mendorong moda kereta api dan angkutan dengan kapal, untuk memindahkan sebagian beban angkutan barang tersebut dari jalan.
“Memang angkutan barang dengan kereta api dan kapal tidak selugas angkutan barang melalui jalan, karena baik angkutan dengan kereta api maupun kapal terikat jadwal yang ketat dan jangkauannya masih terbatas pada wilayah tertentu yang tersedia infrastrukturnya," tutur Budi.
Di sektor perkeretaapian, pemerintah memiliki rencana membentangkan rel kereta api dari Banda Aceh sampai Lampung, yaitu dari Bireun-Lhokseumawe-Langsa-Besitang hingga ke Rejosari/Km3-Bakauheni.
Sementara yang tengah dibangun saat ini, menyambungkan lintas kereta api dari Aceh sampai dengan Medan-Sumatera Utara, reaktivasi jalur KA lintas Binjai-Besitang sepanjang 85 km.
Begitu juga reaktivasi jalur kereta api di Sumatera Barat, yaitu jalur lintas Padang Panjang-Bukit Tinggi-Payakumbuh, Pariaman-Naras-Sungai Limau dan Muaro Kalaban-Muaro.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy