jpnn.com, SURABAYA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menunjuk Pelindo III untuk memberikan pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kapal di Selat Malaka, Selat Phillip, dan Selat Singapura.
Kawasan perairan tersebut dinyatakan sebagai wilayah perairan pandu luar biasa alur pelayaran Traffic Separation Scheme (TSS) yang berbatasan dengan batas negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura.
BACA JUGA: Pelindo III Gelar Ajang Adu Kreativitas
Penunjukkan tersebut berdasarkan SK Direktur Jenderal Perhubungan Laut, yang diserahkan Kasubdit Pemanduan dan Penundaan Kapal Direktorat Kepelabuhanan Kemenhub Agus Arifianto kepada Direktur Teknik Pelindo III Joko Noerhudha, yang didampingi Direktur Utama Pelindo Marine Service Eko Hariyadi Budiyanto, di Surabaya, Selasa (18/2).
Nantinya, anak usaha Pelindo III, yakni Pelindo Marine Service akan menjadi ujung tombak pelayanan, sekaligus membawa perseroan semakin mapan menggarap pasar internasional.
BACA JUGA: Pelindo III Bangun Pelabuhan Multipurpose di Labuan Bajo
“Ini merupakan momen bersejarah, setelah melalui berbagai tahapan yaitu evaluas ikinerja, sarana prasarana, dan SDM. Pelindo III dipercaya untuk melayani pemanduan, terutama di TSS. Hal ini penting karena pasar global semakin bersaing. (Layanan pemanduan perairan Selat Malaka) harus dilaksanakan dengan service excellent,” kata Agus.
“Dengan diberikannya SK oleh pemerintah kepada Pelindo III, maka Pelindo III melalui Pelindo Marine Service, sebagai BUMN akan semakin dipercaya oleh operator atau agen kapal-kapal internasional untuk menggunakan jasa pandu dan kapal tunda Indonesia dalam melayari Selat Malaka dan sekitarnya dengan aman dan selamat,” imbuhnya.
BACA JUGA: Terapkan K3 Dengan Baik, Pelindo III Group Sabet 7 Penghargaan
Selain itu, Pelindo III juga akan terus mendorong anak usahanya untuk mengembangkan bisnis di luar captive market-nya.
"Salah satunya dengan terus berinovasi agar bisa memberikan addedvalue kepada pengguna jasa global. Ini juga merupakan wujud ekspansi BUMN ke pasar internasional,” kata Joko.
Eko mengungkapkan, peluang bisnis menggarap layanan pandu dan tunda di perairan tersebut telah dibahas bertahun-tahun oleh para negara panti atau The Littoral States.
Forum negosiasi multilateral tersebut yaitu Forum Tripartite Technical Expert Group (TTEG) yang diikuti oleh Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
“Negosiasi mulai menemukan titik terang pada pertemuan Intersessional Meeting of The Working Group on Voluntary Pilotage Services in Straits of Malacca and Singapore di Bandung, awal 2017. Pertemuan ini digagas pada Forum TTEG ke-41 di Yogyakarta,” jelasnya yang juga hadir pada Forum TTEG tersebut.
Dia melanjutkan, penunjukkan tersebut menegaskan komitmen pemerintah Indonesia pada pengembangan sektor maritime nasional.
Melalui Kementerian Perhubungan memberikan kepercayaan pada BUMN, khususnyaPelindo III yang memiliki anak usaha di bidang marine service, yaitu PMS.
PMS sudah melayani jasa pemanduan di perairan Selat Malaka selama beberapa tahun ini.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy