Kemenkes, Bio Farma & Takeda Berkolaborasi Mencapai Nol Kematian Akibat DBD pada 2030

Jumat, 12 Januari 2024 – 10:15 WIB
Nyamuk Aedes Aegepty penyebar DBD. Foto: Health

jpnn.com, JAKARTA - Kemenkes RI, PT. Takeda Innovative Medicines, dan PT Bio Farma menjalin komitmen bersama dalam penerapan upaya berkesinambungan untuk menanggulangi kasus dengue di Indonesia.

Kemenkes RI mencatat dalam 47 pekan tahun 2023 (periode Januari – November), terdapat 83.302 kasus DBD pada 465 kab/kota di 34 provinsi dengan angka kematian 574 kasus.

BACA JUGA: Basmi DBD di Indonesia, Pandawara Group Ajak Masyarakat Jadi Dengue Patrol

Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit (P2P) Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, mengemukakan untuk bisa menekan angka kejadian dengue di Indonesia, diperlukan pelaksanaan strategi yang menyeluruh dan sistematis. 

"Kami melihat penguatan sistem dan data menjadi kunci yang bisa mengantarkan pada tujuan bersama ‘nol kematian akibat dengue’ di tahun 2030.

BACA JUGA: Data Terbaru Jumlah Pengisian DRH NIP PPPK 2023, Honorer Bisa Rugi Besar, Oh Tidak

Tentunya hal itu tidak lepas dari perlunya sinergi yang kuat antara berbagai pihak, baik pemerintah maupun sektor swasta," tutur dr. Maxi dalam keterangannya, Jumat (12/1).

Sehubungan dengan hal tersebut, Kemenkes RI telah meluncurkan Aplikasi Sistem Informasi Arbovirosis (SIARVI) pada Februari 2023, yang ke depannya akan menjadi alat bantu pencatatan dan pelaporan surveilans dengue serta Arbovirosis lainnya yang bisa menampilkan data real time.

BACA JUGA: Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK: Seleksi 3 Kali Masih Kabur Sudah Muncul Masalah Serius

Selain memperkuat pengumpulan dan validasi data persebaran dengue di Indonesia, diperlukan juga intervensi inovasi guna menurunkan angka kejadian dengue. 

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht menyampaikan sampai saat ini, belum ada obat yang spefisik untuk menyembuhkan dengue. 

Oleh karena itu, Takeda berkomitmen memerangi dengue dengan membuka akses yang luas terhadap inovasi pencegahan dengue. 

"Kami turut menggandeng Bio Farma sebagai mitra, untuk bersama-sama melindungi lebih banyak masyarakat dari bahaya dengue," ujar Andreas.

Dia melanjutkan selain terkait akses, komitmen tersebut juga diwujudkan melalui rangkaian kegiatan yang berkesinambungan bersama Kemenkes RI dalam meningkatkan peran, serta kapasitas, baik tenaga kesehatan, komunitas maupun masyarakat melalui kampanye kesehatan Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD. 

"Kami percaya bahwa penanggulangan dengue di Indonesia menjadi tanggung jawab kita semua," ujarnya.

Melanjutkan pernyataan yang disampaikan Andreas, Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya mengatakan bahwa salah satu program yang mendukung pencapaian ‘nol kematian akibat dengue 2030’ adalah program vaksinasi DBD yang diluncurkan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 12 November 2023. 

“Kami sangat antusias menjalankan program yang bersejarah ini, karena ini merupakan pertama kalinya program vaksinasi untuk DBD dilakukan di Indonesia, dan sebanyak lebih dari 19 ribu dosis kami alokasikan untuk Kaltim," terangnya. 

Dia menambahkan ini adalah sebuah momentum bagi Indonesia untuk menurunkan angka kasus DBD dan mendekati tujuan ‘nol kematian akibat dengue’ di tahun 2030.

Provinsi Kaltim merupakan salah satu daerah endemik dengue di Indonesia dengan beban yang tinggi. Pada 2022, mengalami peningkatan kasus hampir di 10 Kabupaten/Kota dengan IR 58,2 / 100 ribu dan CFR sebesar 0,66% yang masih jauh dari target pemerintah dalam menurunkan beban dengue hingga IR <10/100 ribu. 

Sepanjang tahun 2022, telah terjadi 2 KLB dengue serta peningkatan 2 kali lipat kasus dengue dibandingkan tahun sebelumnya. Kasus dengue berdampak pada masyarakat dari berbagai kelompok usia di seluruh wilayah Kaltim.

Menimbang hal tersebut, pemerintahan Kaltim mendukung inovasi terbaru, program pilot Wolbachia di Bontang dan Vaksinasi DBD di Balikpapan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim dr. H. Jaya Mualimin, SpKJ, M.Kes, MARS, menyambut baik kerja sama inovasi dalam pencegahan dengue, untuk menurunkan angka kejadian dengue di masyarakat. 

"Kami bangga bisa menjadi perintis dalam melakukan program vaksinasi DBD yang akan diberikan kepada 9.800 anak SD/MI kelas 3, 4, dan 6 di dua wilayah, yaitu Balikpapan Utara dan Balikpapan Tengah. (esy/jpnn.com)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
DBD   kematian   dengue   Kemenkes   Bio Farma   Takeda   vaksin DBD   kasus DBD  

Terpopuler