jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan, stunting merupakan masalah yang harus dipecahkan bersama-sama.
Salah satu pihak yang harus bergerak cepat adalah oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
BACA JUGA: Ingin Tekan Angka Stunting, Pemkab Pandeglang Gandeng Tanoto Foundation
Menurut Agus, mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek sudah menyiapkan kebijakan yang bagus untuk mempercepat penurunan angka stunting.
Kebijakan itu adalah Peraturan Menteri Kesehatan No 29/2019. Permenkes itu mengatur pemberian pangan khusus untuk kondisi medis khusus (PKMK untuk anak penderita indikasi gagal tumbuh.
BACA JUGA: Intan Fauzi DPR: Target Penurunan Angka Stunting Tahun 2024 Akan Sulit Tercapai, Begini Alasannya
Agus menjelaskan, strategi Nila diyakini membuat target penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 bisa terwujud.
“Sayangnya petunjuk pelaksanaan (juklak) dana petunjuk teknis (juknis) Permenkes ini belum ada,” kata Agus, Minggu (5/7).
Dia pun mengajak semua pihak untuk bekerja bersama-sama demi mendukung Presiden Joko Widodo untuk menurunkan angka stunting.
Agus menjelaskan, hambatan lain adalah penyelamatan anggaran stunting di APBN/APBD.
Menurut dia, pandemi virus corona (covid-19) membuat pemerintah merealokasi anggaran.
Padahal, sambung Agus, anggaran untuk penanganan stunting tidak boleh diganggu gugat.
Di sisi lain, UNICEF beberapa waktu lalu memperkirakan dampak pandemi corona terhadap kasus kurang gizi di Indonesia cukup besar.
Hal itu juga akan berdampak pada penanganan angka stunting di Indonesia.
Perwakilan UNICEF untuk Indonesia Debora Comini mengatakan, ada sekitar dua juta anak menderita gizi buruk sebelum pandemi terjadi.
Selain itu, ada lebih dari tujuh juta anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting di Indonesia sebelum corona melanda.
UNICEF juga memperkirakan jumlah anak yang mengalami kekurangan gizi akut di bawah lima tahun bisa meningkat 15 persen secara global pada tahun ini jika tidak adanya tindakan.
"Jika tidak segera meningkatkan layanan pencegahan dan perawatan untuk anak-anak yang mengalami masalah gizi, kita berisiko melihat peningkatan penyakit dan kematian anak terkait dengan masalah ini," kata dia. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil