jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui keberadaan personel tenaga evakuasi tanpa alat (TETA) sangat penting pada masa haji. Tugas utama tim ini adalah menjalankan evakuasi darurat jamaah haji untuk dibawa ke sarana layanan kesehatan terdekat. Sebagai personel tanpa alat, mereka bisa bekerja luwes di tengah kepadatan jamaah.
Dalam laporannya, Ketua Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi Fidiansjah mengatakan rekrutmen TETA ini digunakan untuk optimalisasi pelayanan kesehatan di area kesibukan haji.
BACA JUGA: MA Keberatan Tanggung Tugas MK
"Mereka ditugaskan di kawasan tenda Arafah dan Mina," katanya dalam laporan yang diterima Pusat Kesehatan Haji Kemenkes.
Fidiansjah mengatakan petugas TETA secara resmi diluncurkan Kamis akhir pekan lalu (10/10) di BPHI Makkah. Sebanyak 20 orang petugas telah mendapatkan pembekalan dan pengarahan tentang tugas dan fungsi.
Dalam arahan tertulis, Ketua Tim Wasdal (Pengawasan dan Pengendalian) Kesehatan Kemenkes Tjandra Yoga Aditama memberikan tiga pesan penting kepada personel TETA. Seperti petugas atau personel TETA ini memiliki peran penting seperti pada dokter dan perawat dalam rangka memberikan pertolongan kepada jamaah sakit.
"Misalnya ada jamaah haji sakit yang tidak terevakuasi ke saranan layanan kesehatan, tentu dokter dan perawat tidak dapat memberikan pertolongan," kata pria yang juga menjadi Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2-PL) Kemenkes itu.
Peran berikutnya adalah personel TETA harus memberikan perhatian kepada jamaah sakit sebagaimana memperhatikan orangtua sendiri. "Harus penuh kasih sayang," ujar Tjandra.
BACA JUGA: DPR Diminta Evaluaasi Timur sebelum Angkat Sutarman
Perhatian ini menurut Tjandra bisa menjadi obat mujarab bagi jamaah yang sedang sakit. Pesan ketika adalah, Tjandra berharap seluruh personel TETA sungguh-sungguh dalam melayani jamaah sakit.
Melalui pembentkan petugas TETA ini, Kemenkes berharap kecepatan respon terhadap layanan kesehatan bisa meningkat. Meskipun di tengah kepadatan jamaah haji di dua area masyair muqaddasah.
Sementara itu terkait dengan perkembangan ancaman virus corona (MERS-CoV), Tandra mengatakan bukan sebagai penyakti dalam kategori PHEIC (public health emergency of international concern). Meskipun begitu sejumlah kasus yang sudah teridentifikasi tetap menjadi perhatian.
Informasi tentang virus corona pada binatang unta, merupakan hasil temuan riset. "Belum bisa dijadikan bukti ada penularan penyatik dari unta ke manusia," kata dia. (wan)
BACA JUGA: Sebelum Disembelih, Sapi SBY jadi Idola di Istiqlal
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Ini Giliran Menyemut Mina
Redaktur : Tim Redaksi