jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Tanoto Foundation (TF) berkolaborasi dalam program digitalisasi sistem dan pelatihan 1,5 juta kader posyandu.
Kader pos pelayanan terpadu (Posyandu) menjadi garda terdepan dalam penyediaan layanan kesehatan yang menjangkau hingga pelosok nusantara. Oleh karena itu, pemerintah berupaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kader Posyandu.
BACA JUGA: BKKBN Dukung Pembentukan Posyandu Remaja, Kunci Keberhasilan Bonus Demografi
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat menerima kunjungan Tanoto Foundation baru-baru ini mengatakan kader posyandu adalah ujung tombak layanan kesehatan bagi masyarakat.
Dia berharap implementasi LMS (learning management system) dapat segera dilakukan secara nasional, sehingga para kader memiliki 25 keterampilan/kompetensi dasar.
BACA JUGA: Atikoh Ganjar Ikut Flashmob Seusai Bersilaturahmi dengan Kader Posyandu
Tanoto Foundation merupakan organisasi filantropi independen di bidang pendidikan dan kesehatan yang didirikan Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada 1981. Kolaborasi antara TF dan Kementerian Kesehatan di bidang peningkatan kapasitas kader posyandu dan akselerasi transformasi digital kesehatan telah dimulai sejak 2023.
Country Head Tanoto Foundation Indonesia Inge Kusuma mengatakan saat ini, semua 78 modul pelatihan kader posyandu sudah dimasukkan ke platform Plataran Sehat, yaitu sistem manajemen pembelajaran (learning management system) yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan.
"Uji coba pelatihan dan penggunaan modul digital oleh kader posyandu sedang dijalankan di tiga kabupaten yang tersebar di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Barat,” ungkap Inge Kusuma dalam keterangannya, Minggu (10/3).
Sementara itu, percepatan transformasi digital kesehatan nasional melalui platform SATUSEHAT sangat penting untuk memastikan sistem manajemen data kesehatan nasional menjadi lebih komprehensif dan berkelanjutan.
TF juga mendukung pembuatan sistem executive dashboard untuk melakukan pemantauan dan evaluasi yang akan memudahkan dalam melakukan analisis yang komprehensif, pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan di sektor kesehatan.
“Kombinasi dari data yang akurat dan intervensi yang didukung teknologi, akan membantu proses deteksi dini faktor-faktor risiko stunting. Sehingga, memungkinkan dilakukannya intervensi sedini mungkin untuk meningkatkan capaian jangka panjang kesehatan,” terangnya.
Mengenai dukungan pendanaan dalam kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, secara total TF telah mengalokasikan dana Rp 16 miliar untuk pengembangan modul pembelajaran digital bagi kader posyandu, dan pengembangan sistem SATUSEHAT.
Selain itu, Tanoto Foundation bersama APRIL Group juga memberi dukungan penyediaan alat-alat kesehatan serta pelatihan tenaga kesehatan di 29 puskesmas di provinsi Riau.
Menkes mengakhiri pertemuan tersebut dengan mengapresiasi TF yang terus membantu pemerintah dengan mendukung program-program khususnya di bidang kesehatan.
"Saya berharap Tanoto Foundation terus berkontribusi dalam hal preventif dan promotif, dan program-programnya dapat diperluas ke seluruh Indonesia,” pungkas Menkes Budi Gunadi Sadikin. (esy/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad