jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemenkominfo melakukan pendataan hoaks dan disinformasi berkaitan dengan wabah virus Corona. Dari pendataan ini hingga 23 Januari 2020, Kemenkominfo mencatat 54 hoaks dan disinformasi tersebar di dunia maya yang berkaitan virus Corona.
“Khusus terkait dengan framing coronavirus melalu cyber drone Kominfo, terdapat 54 percakapan atau isu hoaks dan disinformasi," kata Menkominfo Johnny G Plate ditemui di kantor Kemenkominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (3/1).
BACA JUGA: Skenario Kemenhub Untuk Antisipasi Penyebaran Virus Corona di Jalur Laut
Dalam pendataan Kemenkominfo, terdapat hoaks yang sudah disebar pada 6 Mei 2019. Hoaks itu beredar di jejaring media sosial yang menyarankan publik untuk mencuci bersih kurma demi terhindar dari virus Corona.
“Satu dilakukan pada hari Senin tanggal 6 Mei 2019 terkait kurma harus dicuci bersih karena mengandung virus corona adalah hoaks,” kata Plate.
BACA JUGA: Panglima TNI: Natuna Jadi Tempat Isolasi WNI Dari Wuhan
Kemenkominfo menyatakan informasi tersebut hoaks. Mengacu keterangan pakar kesehatan, Kemenkominfo menilai kegiatan mencuci kurma sebelum dikonsumsi tidak akan mampu mensterilkan virus.
Selain itu, coronavirus cenderung ditularkan melalui udara, khususnya dari orang-orang yang sudah terinfeksi virus ini melalui bersin dan batuk.
Selain hoaks pada 6 Mei, kata Plate, Kemenkominfo menemukan disinformasi bahwa China diam-diam melakukan kremasi kepada korban virus Corona.
“Itu disinformasi. Kemudian wudu bisa hancurkan virus Corona. Ini disinformasi. Dua penumpang lion air meninggal karena virus corona, enggak benar itu. Itu disinformasi," terang Plate
Setelah itu, kata Plate, Kemenkominfo menemukan hoaks yang menyatakan virus Corona masuk Pekanbaru. Menurut Plate, Indonesia negara yang terbebas dari Corona.
“Negara kita masih aman, ya. Melakukan pencegahan di semua pintu masuk dan dilakukan secara terkoordinasi oleh pemerintah. Itu secara sungguh-sungguh dilakukan dan observasi yang dilakukan terhadap 285 WNI dan di Natuna juga sesuai standar WHO," pungkas dia.(mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan