KemenkopUKM Bersama GoFood Beri Solusi Bangkitkan UKM Saat Pandemi

Selasa, 30 Juni 2020 – 12:10 WIB
Menkop UKM Teten Masduki. Foto: Kemenkop UKM

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI (KemenKopUKM) terus melakukan terobosan untuk membantu memulihkan kondisi usaha UMKM yang terdampak pandemi corona.

Menteri Koperasi & UKM RI Teten Masduki menyampaikan sebanyak lebih dari 236.980 pengusaha skala kecil dan menengah telah melaporkan kondisi usaha mereka yang terpuruk di tengah situasi pandemi ini.

BACA JUGA: Minta Pemerintah Memerhatikan UMKM dalam Pembahasan Omnibus Law

Pelaku usaha kecil dan menengah ini mengaku telah kehilangan pendapatan dikarenakan mengalami penurunan permintaan atas produk dan jasa yang ditawarkan.

Kehilangan pendapatan ini, paparnya, menjadikan kondisi UMKM semakin terhimpit oleh masalah kredit perbankan, di mana mereka pada akhirnya tidak lagi memiliki kemampuan membayar cicilan pembiayaannya.

BACA JUGA: Menkop UKM Pastikan Program Restrukturisasi Kredit UMKM Berjalan

“Saat ini pemerintah sudah mencoba membantu masalah cashflow ini dengan memberikan restrukturisasi utang mereka selama enam bulan di mana mereka tidak perlu mencicil, lalu subsidi kreditnya dari pemerintah termasuk menghapuskan pajak untuk UMKM,” ujar Teten dalam dialog Resep UMKM Bangkit Bersama GoFood yang digelar, Selasa (30/6).

Teten menuturkan kelonggaran atau relaksasi pembayaran, yaitu berupa restrukturisasi pinjaman/pembiayaan kepada mitra penerima dana bergulir program pembiayaan KemenKopUKM, merupakan salah satu strategi penting untuk menggerakkan kembali roda perekonomian rakyat dengan menghidupkan kembali koperasi dan UMKM di sektor riil.

BACA JUGA: Kurang Diminati, Layanan GoLife dan GoFood Festival Disetop

Teten melihat sejumlah UMKM telah mampu memanfaatkan peluang pertumbuhan e-commerce sebagai marketplace online bagi penjualan produk dan jasanya.

“Data penjualan e-commerce dalam catatan Bank Indonesia, menunjukkan peningkatan 18% bulan lalu. Penjualan secara online itu meningkat antara lain karena memang ada kebijakan social distancing, kebijakan PSBB, lalu work from home, sehingga orang cenderung belanja lewat online,” ujarnya.

Namun, Teten menyayangkan UMKM yang terhubung ke marketplace online ini baru 13 persen atau setara 8 juta. Karenanya, transformasi digitalisasi UMKM sekarang menjadi salah satu prioritas untuk membuka akses-akses pemasaran produk UMKM.

Dalam hal ini, strategi KemenKopUKM antara lain adalah menjalin sejumlah kemitraan strategis, seperti dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk mengakomodir produk-produk hasil UKM ke dalam e-katalog dan masuk dalam pengadaan belanja pemerintah.

Kemudian, dengan pihak swasta, kerja sama juga dibangun dengan platform digital, seperti GoFood dan Gojek untuk membangkitkan kembali UMKM sektor makanan dan minuman di Indonesia.

Digitalisasi, menurut Teten juga mendorong proses bisnis mereka lebih efisien dan bisa bersaing, serta bisa mengakses pembiayaan yang lebih besar.

“Ke depannya, digital record kesehatan usaha itu jauh lebih dipertimbangkan dalam memberikan referensi pembiayaan dibandingkan dengan aset. Apalagi mengingat kalau UMKM tidak punya aset, jadi kalau masih model lama, itu akan sulit. Tapi kalau seperti GoFood, mitranya kan UMKM, dari cashflownya mereka bisa ketahuan, mana anggota UMKM yang sudah bergabung dengan GoFood yang sehat. Jadi, nanti bank tinggal tanya GoFood mana perusahaan yang sehat dari segi bisnis. Itu akan mempermudah bank dalam memberikan pembiayaan,” ujar Teten.

Selain solusi di atas, KemenKopUKM juga mendorong UMKM untuk terus berinovasi dan melakukan adaptasi bisnis, di mana UMKM dapat menyesuaikan dengan permintaan pasar yang berkembang saat ini.

Sementara itu, Gojek dan GoFood telah menawarkan solusi komprehensif untuk usaha UMKM kuliner maupun non-kuliner, dari hulu ke hilir, mulai dari otomasi pengelolaan bisnis hingga pengantaran.

Gojek juga membuka akses bagi UMKM melalui penyediaan dapur bersama yang dapat membantu UMKM mengurangi biaya sewa dan operasional serta mendukung kebutuhan infrastruktur.

“Pandemi ini mengajarkan kami banyak hal. Dari awal berdiri, GoFood berkomitmen untuk meningkatkan skala bisnis para pelaku usaha UMKM kuliner - dan kini kami mengambil satu langkah lebih maju dengan menyediakan ekosistem terlengkap yang lebih dari sekadar teknologi," tutur Chief Food Officer Gojek Group Catherine Hindra Sutjahyo.

Salah satunya, yakni keterampilan para pelaku UMKM kuliner lewat platform edukasi dan berjejaring (networking).

"Sehingga mereka memperoleh pengetahuan lebih dalam tentang berbisnis langsung dari sesama pelaku usaha. Kami juga terus menghimpun arus permintaan dengan ekspansi layanan dan kategori makanan yang disesuaikan dengan perilaku baru masyarakat saat ini," tandasnya.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler