jpnn.com, DUBAI - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) makin serius dalam memasarkan destinasi wisata yang mengutamakan kehalalan. Pasar wisata halal yang sangat menjanjikan membuat kementerian yang dipimpin Arief Yahya itu kian getol menggarap kawasan Timur Tengah.
Dalam rangka itu pula Menpar Arief Yahya menugaskan Riyanto Sofyan selaku ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Halal ke ajang Arabian Travel Market (ATM) 2017 di Dubai. Sebab, Arief punya agenda lain untuk menghadiri World Travel and Tourism Council (WTTC) Global Summit 2017 di Bangkok, Thailand.
BACA JUGA: International Flight Garuda Pindah ke Terminal 3 Ultimate, Hal Ini Penting Diketahui
Indonesia memang mendapat panggung dalam diskusi Global Halal Tourism Summit dalam rangkaian pameran pariwisata terbesar di kawasan Timur Tengah itu.
Ada diskusi panel bertema Halal Destination Strategies Revealed yang menampilkan Riyanto sebagai salah satu pembicaranya. Sedangkan pembicara lainnya adalah Datuk Musa HJ Yusof selaku Direktur Promosi Internasional Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia, serta Takao Yamamoto, Direktur Kawasan Timur Tengah di Kyoto City Tourism Office.
BACA JUGA: BNI Kembangkan Branchless Banking di Kawasan Borobudur
Diskusi itu membedah strategi pengembangan pariwisata halal di Indonesia, Malaysia dan Jepang. Termasuk di antaranya adalah menjelaskan amenitas, pemanfaatan aplikasi berbasis informasi teknologi dan strategi promosi.
Menurut Riyanto, Indonesia telah menargetkan banyak negara dalam rangka memasarkan destinasi wisata halal. “Selain regional Middle East (Timur Tengah, red), ada pula di Asia seperti Malaysia, Singapura, Thailand, China dan juga Eropa seperti Rusia, UK dan Jerman,” sebutnya.
BACA JUGA: Yuk... Ikut Napak Tilas Gunung Krakatau Bersama 1.500 Wisatawan April Ini
Riyanto menjelaskan, Indonesia telah menerapkan strategi khusus untuk mengembangkan destinasi wisata halal. Ternyata jurus itu juga dilirik negara lain yang serius menggarap pariwisata halal.
“Terutama strategi promosi yang inklusif dan berfokus pada unique selling point masing-masing destinasi. Cukup bagus dan dapat menjadi inspirasi bagi negara- negara lain yang ingin mengembangkan pariwisata halal,” tuturnya.
Yang tak kalah penting dalam pengembangan destinasi wisata halal adalah pembentukan Halal Travel Alliance. Awal terbentuknya Halal Travel Alliance berawal dari Halal Travel Consortium di Indonesia yang meliputi 589 travel agent yang tergabung di dalamnya.
Riyanto yang juga dikenal sebagai perintis hotel syariah itu mengatakan, Halal Travel Alliance memperoleh sambutan antusias karena sebelumnya memang tidak ada wadah digital untuk keperluan business to business (B to B) yang bisa menampung database industri pariwisata halal di kawasan ASEAN.
“Di mana para pelaku industri tersebut dapat dengan mudah melakukan aktivitas cross-selling dan meningkatkan skala ekonomi ke skala yang lebih luas cakupannya,” tuturnya.
Saat ini setidaknya ada tiga daerah di Indonesia yang serius menggarap wisata halal. Yakni Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Barat dan Lombok di Nusa Tenggara Barat.
Upaya pengembangan wisata halal di Indonesia bahkan telah memperoleh pengakuan di tingkat dunia. Buktinya, World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi memilih Indonesia sebagai pemenang untuk 12 dari 16 kategori penghargaan.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuk... Nikmati Atraksi Pelepasan Ribuan Lampion di Borobudur
Redaktur : Tim Redaksi