jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menilai Airport adalah First Impression. Kesan pertama yang berpengaruh paling mendalam buat wisatawan yang masuk ke tanah air.
"Baik buruk wajah depan kita, ditentukan oleh petugas di bandara! Merekalah yang membuat kesan pertama itu bermakna, " kata Menteri Arief Yahya.
BACA JUGA: Waduk Jatibarang, Asyik Berselancar di Bendungan Nan Indah
Oleh karena itulah, Menteri Arief sangat perhatian dengan bandara-bandara tempat mendarat kali pertama wisman. Termasuk Angkasa Pura II yang mengoperasikan Bandara di Indonesia Barat, termasuk Soekarno Hatta Airport, Jakarta.
Dari sinilah, konsep Indonesia Incorporated yang diterapkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dikerjasamakan konkret dengan PT Angkasa Pura II (AP II). Dua instansi ini menggelar pelatihan dasar Sumber Daya Manusia (SDM) Kepariwisataan bagi karyawan AP II di Kantor Pusat AP II, Kawasan Bandara Soekarno Hatta, Jumat (12/5).
BACA JUGA: Beginilah Jurus Kemenpar Menggenjot Pariwisata NTT
Deputi Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Ahman Sya yang didampingi Asdep Pengembangan SDM Kepariwisataan Wisnu Bawa Tarunajaya menjelaskan, pentingnya pelayanan yang baik di Bandara yang merupakan pintu masuk bagi wisatawan nusantara (wisnus) atau wisatawan mancanegara (wisman).
"Berbagai karakter wisatawan sering kita jumpai, hal itu wajar terjadi karena perbedaan latar belakang seperti pendidikan, budaya dan adat istiadat, lifestyle atau gaya hidup, tingkat ekonomi pendapatan dan status sosial wisatawan nusantara dan mancanegara yang beragam," ujar Ahman Sya yang didampingi Wisnu Bawa Tarunajaya saat memberi paparan di Gedung 600 Kawasan Bandara Soekarno Hatta, Jumat (15/5)
BACA JUGA: Ikut MIDE 2017, Kemenpar Berpeluang Boyong Ratusan Ribu Divers Malaysia
Sebanyak 100 orang dari bagian guest contact AP II antusias mendengarkan materi yang disampaikan pihak Kemenpar. Wisnu menjelaskan, AP II di dalam pariwisata harus memiliki pelayanan yang prima karena menjual jasa. Bagaimana caranya kita bisa meninggalkan pengalaman yang berkesan, unik dan menarik bagi wisman dan wisnus.
"Pihak AP II mengaku sangat senang dengan pembekalan ini, dan berharap ini bisa diteruskan karena jumlah pegawai nya banyak, sehingga kita akan adakan lagi bulan depan dengan pegawai yg beda," kata Wisnu.
Lantas mengapa diadakan kepelatihan kepariwisataan? Wisnu menuturkan, pegawai di bandara merupakan garda terdepan untuk menyambut wisman dan wisnus serta mereka akan memberikan kesan pertama bagi wisatawan sebeluum mereka pergi ke destinasi yang dituju.
"Materi yang dipaparkan meliput Pelayanan Prima, gerakan Sapta Pesona sadar wisata, serta membangun kerjasama agar memiliki rasa bertanggung jawab," ungkap wisnu.
Tidak hanya itu, lanjut Wisnu sebagai operator bandara dan pemberi jasa pelayanan kepada penumpang, pihak AP II juga harus dilakukan memberikan pelayanan terbaik yang paling mudah ialah dengan menebarkan senyuman kepada pengguna jasa bandara.
"Senyuman sebagai identitas bangsa Indonesia yang sangat terkenal dengan keramahannya. Jika kita belum bisa melakuakan itu untuk diri sendiri, bagaimana kita bisa memperlakukan terhadap orang lain," pungkasnya.
Mentri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi pelatihan SDM tersebut. Arief Yahya mengacungkan jempol terhadap kinerja AP II dari corporate level, bisnis level strategi, sampai dengan fungsional level, sempurna.
"Dari sisi operasional, strategi marketing dan implementasi yang diterapkan AP II excellent,” puji Menpar Arief Yahya.
Dari pelatihan SDM Kepariwisataan di AP II itu, Menpar Arief Yahya berharap akan ada perubahan yang signifikan dari pergerakan wisman tahun ini. “Kita akan meng-attract 100 juta penumpang tahun ini. Saya yakin, Dirut AP II Muhammad Awaluddin sangat agresif membangun korporasi AP II," jelas Arief Yahya.
"Wisatawan 80% domestik dan kita harapkan sekitar 20%-nya itu wisman, karena target kita untuk Wisman butuh 4 juta seats untuk tahun ini. Sehingga total menjadi 15 juta wisman,” ujar Mantan Dirut PT Telkom itu.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenpar, BKPM, KADIN dan Bappenas Goda Pelaku Usaha Berinvestasi
Redaktur & Reporter : Budi