Kemenpar Goda Dermatologi Jerman dan Belanda Leisure di Jogja

Jumat, 05 Mei 2017 – 12:00 WIB
Candi Borobudur. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, JOGJA - Jogjakarta bakal kembali menjadi perhatian dunia. Setelah sukses mengguncang dunia maya dengan keberhasilan melesakkan #wonderfulnoon menjadi trending topic, pada 4-6 Mei 2017, giliran MICE yang unjuk kebolehan.

Ada Cultural Night yang siap digelar di tengah Conference on Tropical And Clinical Dermatology 2017 di The Alana Hotel and Convention Center, Sleman, Jogjakarta.

BACA JUGA: Sleman Siapkan 300 Homestay di Desa Wisata

Ya, konfrensi internasional yang digelar cabang PERDOSKI Yogyakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Nederlandse Vereniging voor Dermatologie en Venereologie (NVDV), dan Deutsche Dermatologische Gesellschaft (DDG) itu tak ingin dilewatkan begitu saja oleh Kementerian Pariwisata.

Maklum, pesertanya didominasi ahli-ahli dermatologi terkemuka dunia asal Jerman dan Belanda.

BACA JUGA: Raja Salman Jadi Endorser Ampuh untuk Wisman Timur Tengah

Lokasi conferencenya juga ada di destinasi wisata yang sangat oke. Sekitar Candi Prambanan, Jogjakarta. Kawasannya ada di titik epicentrum brand Joglosemar (Jogja-Solo Semarang).

Budaya, belanja, dan kulinernya? Sangat oke. Bahkan di kawasan Joglosemar ada Candi Borobudur yang baru saja dinobatkan menjadi top 3 Iconic Adventure dunia oleh National GeoGraphic.

BACA JUGA: Yuk Ikut Toraja Marathon 2017, Dijamin Seruuuuu...

“Ini peluang besar untuk mempromosikan destinasi wisata unggulan kepada seluruh peserta konfrensi. Itu sebabnya kami ikut memberi dukungan.”

“Data dari International Congress & Convention Association (ICCA) menunjukkan tingkat pengeluaran wisatawan MICE selama berada di destinasi tempat penyelenggaraan event MICE mencapai 7 kali lipat dari pengeluaran wisatawan biasa. Wisatawan MICE juga berpotensi untuk menjadi wisatawan leisure," kata Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, Kamis (4/5).

Jurus sakti pun langsung disiapkan. Seluruh peserta dipastikan bakal dirayu untuk berwisata ke sejumlah tempat eksotis di Jogjakarta. Di area Bantul 1, ada Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Parangendok dan Pantai Depok yang ikut ditawarkan ke peserta konferensi.

Yang ingin mencari warna lain, ada area Bantul 2 yang tak kalah okenya. Dari Pantai Samas, Pantai PandanSari /Patehan, Pantai Goa Cemara, Pantai Kuwaru, Pantai Baru hingga Pantai PandanSimo, dipastikan siap menyambut peserta konfrensi yang ingin leisure.

Area Gunungkidul 1 juga tak kalah fantastisnya. Panorama Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Drini/Pulau Drini, Pantai Watu Kodok, Pantai Sepanjang, Pantai Krakal, Pantai Sadranan, Pantai Sundak, Pantai Indrayanti hingga Pantai Slili, tak kalah indahnya dengan pantai-pantai di Bali.

Area Gunungkidul 2 juga sangat layak dijelajahi. Pantai Pok Tunggal, Pantai Sadeng, Pantai Ngetun, Pantai Timang, Pantai Jogan, Pantai Lambor, Pantai Siung, Pantai Wediombo dan Pantai Jungwo, juga menyimpan panorama yang sangat oke.

“Selain itu, ada area Gunungkidul 3, area Kulonprogo wisata belanja dan wisata goa.Yang suka heritage, ada Sendratari Ramayana di Prambanan, dan Sendratari Roro Jonggrang di Abhayagiri Resort. Sangat komplit. Misi kami, memandu seluruh peserta konfrensi untuk leisure setelah konfrensi,” ungkapnya.

Selain Jogjakarta, Esthy juga ikut menawarkan wisata 10 destinasi pariwisata prioritas atau 10 bali baru kepada delegasi mancanegara dari Nederlandse Vereniging voor Dermatologie en Venereologie (NVDV), and Deutsche Dermatologische Gesellschaft (DDG).

Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Morotai di Maluku Utara, Kepulauan Seribu di Jakarta, Tanjung Lesung di Banten, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo-Tengger-Semeru di Jawa Timur, dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, menjadi jurus penggoda yang ikut dikeluarkan di tengah acara.

Statemen Deputi Esthy itu seirama dengan Menpar Arief Yahya. Setiap even MICE berskala internasional, menurutnya, pasti akan berimbas positif bagi daerah. MICE itu spendingnya lebih besar, dan jumlahnya lebih massif.

“Wisatawan MICE juga berpotensi untuk menjadi wisatawan leisure. Dan saat ini, MICE masuk dalam lima teratas dalam mendatangkan wisman, selain wisata belanja dan kuliner; wisata heritage dan religi; wisata bahari; dan wisata olahraga. Wisatawan MICE itu juga berpotensi datang kembali ke destinasi itu untuk leisure," kata Menpar Arief Yahya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Destinasi Borobudur Dikembangkan jadi Inspirasi Peradaban


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler