Kemenpar-STB Matangkan Strategi Pariwisata MICE dan Cruise

Rabu, 31 Mei 2017 – 05:05 WIB
Chief Executive Officer Singapore Tourism Board (STB) Lionel Yeo (paling kiri) bersama Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana dan Indroyono Soesilo selaku Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kemenpar di Jakarta, Selasa (30/5). Foto: Kemenpar

jpnn.com, JAKARTA - Kerja bareng Singapore Tourism Board (STB) dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI dipastikan terus berlanjut, bahkan lebih erat. Bukan hanya karena kedua belah pihak sudah joint promo program Vistin ASEAN @50 sebagai sesama negara ASEAN, tapi kali ini benar-benar bilateral dan menyentuh banyak segmen.

Ada tema bahari, cruise (kapal pesiar), yacht (perahu pesiar), superyacht, sampai ke MICE (meeting, incentive, convention and exhibition) yang semakin kuat pasarnya. "Kita memandang Singapore itu mitra kerja di pariwisata. Kita jadikan Singapore sebagai transportation hub, dan Indonesia sebagai tourism hub," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.

BACA JUGA: Puasa, Tidak Harus Libur Piknik ke Kepri

Hari Selasa (30/5), STB dan Kemenpar bertemu di Gedung Sapta Pesona. Kedua belah pihak sepakat membahas potensi wisata dan pelayaran (cruise).

Chief Executive Officer STB Lionel Yeo hadir langsung pada pertemuan itu. Sedangkan dari pihak Kemenpar ada Deputi Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana dan Indroyono Soesilo selaku Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kemenpar.

BACA JUGA: Dicari Duta Wisata Denok-Kenang 2017 yang Lihai Promosikan Wisata Semarang

Pitana yang ditemui usai pertemuan mengatakan, ada empat isu krusial tentang wisata maritim yang dibahas Kemenpar dan STB. Yakni soal data, port charge (pungutan kepelabuhanan), high cost economy (ekonomi berbiaya tinggi) dan pajak pertambahan nilai atau value-added tax (VAT). “Singapore memuji bahwa sudah banyak progres yang dicapai pada tahun ini,” ujar Pitana.

Guru besar ilmu pariwisata di Universitas Udayana itu menambahkan, progres tersebut akan dilaporkan juga dalam Leader’s Retreat atau pertemuan informal pemimpin Indonesia-Singapura. Rencananya, Leader’s Retreat akan digelar pada September 2017 di Singapura.

BACA JUGA: Pulau Dewata Berikan Anugerah 29 Desa dalam Desa Wisata Award 2017

Pitana menambahkan, Kemenpar dan STB juga menyepakati pertemuan selanjutnya untuk menyusun rencana-rencana strategis. Pertemuan selanjutnya akan melibatkan Kementerian Perhubungan dan pelaku industri pelayaran. “Pertemuan selanjutnya Juli atau setelah Lebaran,” sambungnya.

Persoalan pariwisata Indonesia-Singapura memang sudah menjadi salah satu bahasan dalam Leader’s Retreat. Pada Leader’s Retreat di Semarang, 14 November 2016, Menpar Arief Yahya menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan STB.

Isi MoU adalah kerja sama pariwisata yang meliputi joint marketing, promosi, cruise dan MICE. Penandatanganan MoU itu disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

Sebagai tindak lanjut MoU itu, Arief bertemu dengan Duta Besar Singapura Anil Kumar Nayar pada 15 Maret 2017. Pada pertemuan itu Arief menekankan tentang investasi, pengembangan infrastruktur dan aksesibilitas.

“Termasuk menyinggung pembukaan rute Tiger-Scoot dari Singapura ke Solo dan Belitung agar segera direalisasikan,” sambung Pitana.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dewi Pule Gelar Program One Homestay One Toilet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler