jpnn.com, BANDA ACEH - Kementerian Pemuda dan Olahraga membentuk kader inti pemuda antinarkoba di tiga provinsi yakni Aceh, DKI Jakarta, dan Bali. Kader ini bertugas untuk memberikan pendidikan antinarkoba kepada setiap daerah dan lingkungan sekitar.
Deputi Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Faisal Abdullah mengatakan, pembentukan kader dilakukan secara masif sejak tahun 2016. Beberapa daerah telah berhasil dibentuk dan terus menjalankan misi seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan beberapa daerah lainnya.
BACA JUGA: 200 Pemuda Aceh Dilantik jadi KIPAN
“Ini adalah tahun ke-3 sejak tahun 2016. Kami bekerja sama dengan BNN (Badan Narkotika Nasional) untuk mengambil posisi sebagai mitra untuk melakukan pelatihan dan pembekalan kepada pemuda kita. Ya kalau bicara pemuda umur 16-30, yang disinyalir sebagian besar pengguna narkoba adalah anak muda. Ini sangat memprihatinkan,” ujarnya di Kota Banda Aceh, Selasa (4/9) malam.
Faisal mengatakan, kader inti pemuda antinarkoba adalah kelompok pemuda yang dipersiapkan untuk menjadi kader inti di setiap provinsi. Yang mana setiap kader inti berkewajiban membentuk dan melatih minimal 25 pemuda lainnya untuk bergabung menjadi kader antinarkoba.
BACA JUGA: Menpora Kukuhkan Kader Inti Pemuda Antinarkoba di Palembang
“Terutama tugasnya adalah untuk diri sendiri. Jadi yang pertama untuk diri sendiri, bagaimana agar mereka mengenali dan mengetahui apa itu Narkoba dan mencegahnya. Begitu juga dengan keluarganya, saudaranya, dan lingkungan sekitarnya,” ujarnya.
Menurut Faisal, pembentukan kader inti pemuda anti narkoba adalah upaya untuk membantu BNN melawan ancaman Narkoba khususnya di kalangan pemuda. Menurutnya, penanganan Indonesia darurat Narkoba tak hanya semata-semata hanya menjadi tugas BNN, namun harus ditangani bersama-sama agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
“Ini (kader inti pemuda antinarkoba) berjalan terus, bergulir bagai bola salju sampai di desa. Sudah ada beberapa daerah yang berhasil seperti Jawa Timur. (Kader inti pemuda anti narkoba) Jawa Timur sudah merambat ke daerah lain yang belum dilakukan pelatihan. Jumlah mereka sangat banyak. Bahkan mereka ada yang membuat sekolah anti naroba. Jadi semacam sekolah kebangsaan yang khusus membahas narkoba,” ungkapnya.
Dia berharap, kader inti pemuda antinarkoba kreatif dalam mengemas pelaksanaan sosialisasi, pelatihan, dan kampanye antinarkoba di setiap daerah. Menurutnya, pembekalan yang diberikan dalam pembentukan kader inti pemuda anti Narkoba hanyalah bekal pengetahuan yang harus dikembangkan pengemasannya.
“Pembentukan kader inti pemuda anti Narkoba ini sangat efektif untuk menjaring para pemuda. Pembentukannya berangkat dari kerawanan. Tahun ini ada tiga, Aceh, DKI Jakarta, dan Bali. Dari segi bobot jumlah peredaran, tiga daerah ini adalah yang paing besar tahun ini,” ujarnya. (adv/jpnn)
Redaktur : Tim Redaksi