jpnn.com, JAKARTA - Untuk mengendalikan dan mengurangi hujan dengan intensitas tinggi khususnya di wilayah Jabodetabek, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Balai Besar Teknologi bekerja sama dengan berbagai pihak melaksanakan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sejak Jumat (3/1) pagi.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan operasi ini memastikan hujan deras yang terjadi di malam tahun baru tidak terjadi kembali. Mengingat hujan tersebut mengakibatkan banjir di beberapa lokasi yang sudah memakan puluhan korban jiwa.
BACA JUGA: Hadapi Kemarau Panjang, Pemerintah Siapkan Hujan Buatan Â
“Mengurangi intensitas hujan terutama di daerah yang padat penduduk, dalam hal ini Jabodetabek. Pergerakan awan menuju Jabodetabek khususnya yang masih berada di atas Laut Jawa maupun Selat Sunda,” kata Menteri Bambang di Jakarta, Jumat (3/1).
Dia berharap dengan TMC, hujan yang tadinya seharusnya turun di daerah padat penduduk, bisa diturunkan terlebih dahulu di lautan.
BACA JUGA: BMKG: Puncak Bogor Masih Diguyur Hujan, Waspada
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar persoalan banjir ini segera diatasi dan keselamatan warga menjadi prioritas utama. Sebagai solusi, Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), serta Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) memulai operasi TMC untuk memastikan awan hujan yang masuk ke Jabodetabek tidak akan menimbulkan banjir.
“Kami bersyukur karena dengan sinergi yang sangat baik dari berbagai instansi pemerintah dalam hal ini BPPT, BNPB, BMKG, dan juga didukung oleh TNI dan LAPAN, maka akan segera dilakukan misi TMC," ungkapnya.
BACA JUGA: Banjir Surut, Tanggul Mulai Diperbaiki
Pada kesempatan sama, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengungkapkan dua pesawat TNI AU mulai operasi TMC ini. Dua pesawat tersebut akan digunakan untuk menyemai atau menurunkan hujan buatan dengan menurunkan garam di atas awan kumulonimbus yang berpotensi membawa hujan intensitas tinggi seperti saat awal tahun baru lalu.
TNI AU yang menyediakan dua pesawat saat ini dan akan disesuaikan dengan kebutuhan. CN295 dengan registrasi A2901 dari Skuadron Udara 2 Halim Perdanakusuma (Jakarta). CN295 ini sekali (terbang) mengangkat 2,4 ton garam yang bisa menyemai (hujan).
“Selain itu juga CASA-212-200 dengan registrasi A2105 dari Skuadron Udara 4 Abdurrahman Saleh, Malang. Ini sekali (terbang) mengangkat 800 kilogram garam," kata Kepala BPPT.
Operasi TMC ini akan dilaksanakan hingga Maret, yang diprakirakan menjadi puncak musim hujan 2020.
"Pelaksanaan Operasi TMC akan dilakukan sepanjang yang dibutuhkan dan akan dilaksanakan pada puncak periode musim hujan yang bertujuan meminimalkan dampak banjir dengan cara mengurangi curah hujan," ujar Hammam.
Operasi TMC oleh Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT ini bukan yang pertama kali dilakukan. Sebelumnya Operasi TMC dilaksanakan untuk menciptakan hujan buatan dalam menghentikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun lalu serta membantu petani mendapatkan air hujan saat musim kemarau panjang tahun lalu.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad