Kementan Dorong Pengembangan Pemasaran Komoditas Peternakan

Minggu, 16 Februari 2020 – 13:02 WIB
Dirjen PKH Kementan I Ketut Diarmita. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan terus mendorong pengembangan pemasaran komoditas perternakan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah, dengan mengoptimalkan kinerja para petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) dalam menjaga ketersediaan informasi harga pasar yang aktual, akurat dan kontinu.

"Informasi itu menjadi bahan dalam menyusun kebijakan di bidang pemasaran produk peternakan, serta menjadi referensi bagi pelaku usaha peternakan dalam merencanakan usaha bahkan dapat menjadi data base untuk melakukan analisis dan penelitian," ungkap Dirjen PKH Kementan I Ketut Diarmita dalam keterangannya, Minggu (16/2).

BACA JUGA: Kementan Salurkan KUR ke 471 Petani Karanganyar Sebesar Rp 4,8 Miliar

Menurut dia, PIP harus mampu membuktikan eksistensinya kepada masyarakat, bahwa hasil kinerja petugas PIP yang paling dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dirjen PKH juga mengharapkan agar petugas PIP provinsi dan kabupaten/kota mengoptimalkan pemanfaatan aplikasi SIMPONI-Ternak atau Sistem Informasi Pasar Online Nasional Peternakan yang menyediakan data dan informasi perkembangan harga ketersediaan produk di peternak sampai pada level konsumen, berdasarkan input petugas PIP di lapangan secara harian.

BACA JUGA: Kementan Genjot Irigasi untuk Meningkatkan Produksi Pertanian

“Keaktifan petugas PIP sangat penting, karena data dan informasi harga itu dapat diakses secara langsung oleh para pengambil kebijakan dan masyarakat umum secara real time,” tambahnya.

Ketut juga mengharapkan petugas PIP dapat memperluas informasi yang disediakan seperti biaya pemasaran, informasi pasar ternak, dan dinamika ketersediaan ternak (supply-demand).

BACA JUGA: Wapres Minta Kementan Pacu Peremajaan Sawit Rakyat

"Hal ini akan memberikan kontribusi yang luas terhadap komoditas peternakan dalam negeri yang lebih berdaya saing dipasar lokal maupun ekspor," ucapnya.

Lebih lanjut Ketut mendorong agar PIP mampu memantau dinamika pasar di wilayah kerja masing-masing. “Khususnya dalam menghadapi adanya anomali pasar yang memerlukan identifikasi dini (early warning), seperti pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN),” tandas dia. (cuy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler