jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong ekspor komoditas tanaman pangan. Kali ini, Kementan menggandeng Food and Agriculture Organization (FAO) untuk mengembangkan padi organik di wilayah perbatasan Kalimantan Barat (Kalbar) dengan Malaysia dan Brunei Darussalam.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Gatut Sumbogodjati mengatakan, hal ini dilakukan untuk tujuan ekspor.
BACA JUGA: Kementan Bantu Kembangkan Padi Organik di Buton Utara
BACA JUGA: Mahasiswi Kedokteran Pengemudi HRV Tewas Mengenaskan Usai Seruduk Truk Tronton
Menurut Gatut, kawasan perbatasan saat ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan. Pasalnya, perbatasan menjadi pintu masuk dengan negara tetangga jadi sangat memungkinkan untuk ekspansi produk dalam negeri.
“Di daerah perbatasan Kalbar mulai dikembangkan padi organik, ini adalah bagian dari tindak lanjut pertemuan bilateral antara Menteri Pertanian dengan Asisten Direktur Jenderal FAO pada bulan Maret 2017 lalu,” ujar Gatut ketika ditemui di Jakarta, Sabtu (17/8).
Dia menambahkan, dari hasil koordinasi dan survey lapang yang dilakukan antara FAO dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, telah ditetapkan ada tujuh kelompok tani yang diberikan pembinaan. Selain itu, diberikan juga pelatihan untuk pengembangan sistem pertanian organik.
“Untuk kelancaran proyek ini tentunya kami perlu dukungan dan komitmen dari aparatur pemerintah di wilayah setempat dan stakeholder lainnya. Kami ingin agar hasil dari pengembangan proyek ini dapat bermanfaat dan berdampak bagi semua pihak terkait,” beber Gatut.
Di Pontianak, kata Gatut, Ditjen Tanaman Pangan menindaklanjuti dengan pertemuan Workshop for Organic Village pada akhir Juli lalu. Sementara kaitannya dengan lokasi kegiatan pengembangan pertanian desa organik ini dilakukan pendekatan gender.
"Hasilnya, telah ditetapkan di tiga desa, yakni Desa Neken Kecamatan Entikong, Desa Kenaman Kecamatan Sekayam dan Desa Tunggal Bakti Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat," terangnya.
BACA JUGA: Daftar 13 PTN dengan Rangking Tertinggi di Indonesia
Lalu, hal menarik lainnya yakni proyek kerja sama pengembangan padi organik ini sangat direspons oleh Asisten Direktur Jenderal FAO. Bahkan, lokasinya sendiri dikhususkan di Kabupaten Sanggau, Kalbar. Alasannya karena Sanggau bagian dari daerah perbatasan dengan negara tetangga, yakni Malaysia dan Brunei Darussalam.
"Dengan demikian, beras organik memiliki potensi pasar ekspor yang sangat besar terutama ke Malaysia dan Brunei Darussalam, apalagi produk pertanian organik kita semakin dinikmati masyarakat negara tetangga, meskipun harganya berbeda dengan non organik," tandas dia. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan