jpnn.com, JAKARTA - Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan tugas dan fungsi Kementan selama ini fokus menangani produktivitas dan budi daya.
Sementara terkait harga dan stabilisasi pangan ditangani bersama dengan kementerian dan lembaga lain.
BACA JUGA: Upaya Kementan Optimalkan Hulu Hilir Agroindustri Hortikultura
Namun di samping itu, Kementan juga mendorong hilirisasi produk pertanian agar memiliki nilai tambah bagi petani.
"Alhamdulillah kami sudah memenuhi target, di mana produksi beras kita selama kurang lebih 2 tahun terakhir dalam kondisi cukup dan terkendali. Bahkan kami bisa menjaga ketersediaan 11 bahan pokok untuk kebutuhan 270 juta masyarakat Indonesia" ujar Kuntoro, Jumat (27/8).
BACA JUGA: Kinerja Kementan selama Pandemi Covid 19 Dapat Acungan Jempol Komisi IV
Menurutnya, beberapa masalah distribusi pangan yang terjadi saat ini terkait infrastruktur pemasaran dan logistik.
Kuntoro Boga menyebut produk pertanian bersifat perishable sehingga perlu penanganan khusus. Diperlukan banyak sentuhan berbagai pihak dalam memperbaiki infrastruktur, informasi pasar, dan distribusi produk pertanian, selain pemanfaatan teknologi pascapanen.
BACA JUGA: Langkah Kementan Jaga Stabilitas Pasokan Pangan Tuai Dukungan Komisi IV
"Masalah ini sebenarnya butuh dukungan juga dari kementerian dan instansi lain, juga dukungan dari Pemda dan stakehoder yang ada," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, Budi S Januardi menyatakan Pemda Banten siap berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian sebagai leading sektor pembangunan pertanian Indonesia.
"Kami mendukung Kementan dalam membangun Infrastruktur pemasaran hasil pertanian maupun penanganan produknya. Alhamdulillah sudah kita inisiasi sebagai bentuk dukungan bagi pelaku utama dan pelaku usaha," katanya.
Dikatakan Budi, sejauh ini pihaknya juga sudah mendirikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pandeglang Berkah Maju yang bergerak pada budidaya maupun pemasaran beras, jagung, sorgum dan produk pertanian lainnya.
"Kami terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas pangan pokok untuk mempertahankan pandeglang sebagai kontributor pangan beras terbesar bagi Provinsi Banten dan nasional. Upaya ini terus dilakukan dengan percepatan tanam dan pemberian bantuan bibit berkualitas," katanya.
Selain itu, Budi juga menyampaikan terimakasih atas fasilitas dan layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian yang diinisiasi Kementan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
"Kami berharap KUR pertanian menjadi solusi bagi para pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian dalam memperkuat permodalan, sehingga dapat lebih berdaya saing dan meningkatkan kesejahteraannya," tutupnya.
Perlu diketahui, saat ini Kementerian Pertanian juga turut gencar mendorong pemanfaatan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian yang disediakan pemerintah kurang lebih 70 triliun.
Kementan juga telah merumuskan 5 strategi cara bertindak atau (5CB) sektor pertanian, sebagai upaya penyediaan ketersediaan pangan dan pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19.
Upaya-upaya strategis yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian bersama para stakeholders sektor pertanian mulai dirasakan saat ini, berupa tercukupinya produksi beras nasional dan peningkatan kinerja ekspor pertanian.
Produksi beras nasional dalam 2 tahun terakhir sangat menjanjikan. Sampai dengan Minggu III Agustus 2021, stok beras 7,60 juta ton yang tersebar di penggilingan 1,52 juta ton, pedagang 708 ribu ton, Bulog 1,16 juta ton, dan lainnya.
Sementara itu, kinerja ekspor pertanian periode Januari – Juli 2021 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami pertumbuhan positif, yakni 8,72 persen (YonY). Dengan total ekspor secara keseluruhan dari Januari hingga Juli 2021 mencapai USD2,24 miliar.
Di sisi lain, nilai impor Indonesia pada Juli 2021 mencapai USD 15,11 miliar atau turun 12,22 persen jika dibandingkan Juni 2021. Secara spesifik, impor produk nonmigas pada Juli 2021 yang mencapai USD 13,33 miliar, juga turun sebesar 10,67 persen jika dibandingkan Juni 2021.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia