jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan para pegawai melayani petani dan eksportir dengan baik, tanpa ada pungutan liar alias pungli. Hal ini, lanjutnya, merupakan bagian dari revolusi mental.
"Revolusi mental yang dimaksud bentuknya tidak boleh lagi ada pungli, karena itu adalah perbuatan haram. Kalau ada pungli hari ini juga aku berhentikan dari jabatannya," kata Amran dalam pelepasan ekspor produk pertanian gebyar 10,5 juta ton di Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (6/8).
BACA JUGA: Lepas Ekspor 10,5 Juta Ton, Mentan Amran Bicara Revolusi Mental Tanpa Pungli
Menurut Amran, penanaman integritas berlaku di semua lini jajaran dan direktur Kementerian Pertanian. Terlebih para pegawai yang bersentuhan langsung dengan layanan masyarakat. Dia berharap, pola ini membawa dampak pada peningkatan nilai ekspor dan investasi.
"Bukan lagi seremoni yang kami tonjolkan. Tapi kerja nyata untuk ekspor dan investasi yang lebih baik. Dalam hal ini terkait pelayanan masyarakat. Jadi, kami harus kembali ingat bahwa kita adalah pelayan rakyat," katanya.
BACA JUGA: Mentan Amran Anggap Peningkatan Ekspor Bagian Revolusi Mental
Khusus terkait ekspor, Amran berharap para eksportir terus meningkatan kualitas produknya supaya tidak mendapat penolakan dari negara tujuan. Apalagi, sasaran ekspor Indonesia sudah masuk pasar negara-negara besar di dunia seperti Australia, Selandia Baru, Belanda dan Jerman.
BACA JUGA: Telat Bayar Tagihan Listrik Konsumen Didenda, Mati Lampu PLN Hanya Minta Maaf
BACA JUGA: Mentan Amran Lepas Ekspor Produk Pertanian Senilai Rp 1,1 Triliun
"Inilah yang disebut revolusi mental. Investasi naik seratus persen, ekspornya naik seratus persen. Andalan kita produksi CPO, karet, nanas, pisang dan buah-buahan harus ditingkatkan. Ke depan volume ekspor kita juga harus menyentuh 40,5 juta ton," katanya.
Sekretaris Badan Karantina Pertanian Arifin Tasrif mengatakan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan memperbaiki semua layanan ekspor. Perbaikan ini menyusul adanya teguran dar Amran yang menerima laporan dari eksportir asal Bogor terkait kesulitan akses layanan.
"Tadi kami ditegur untuk memperbaiki layanan. Makanya kalau memang ada yang mempersulit layanan, kami akan mutasi bawahan kami ke luar daerah. Ini kami sedang mencatat apa-apa saja kesalahannya," kata Arifin.
Arifin mengatakan perbaikan berikutnya adalah sistem layanan jemput bola bagi eksportir maupun pengusaha yang hendak melakukan investasi. Kata dia, sistem itu nantinya akan mengatur tata cara transaksi melalui layanan kilat. "Pokoknya semua akan kita perbaiki dan dilakukan penyegaran sesuai arahan bapak menteri," katanya.
Sebelumnya, seorang eksportir bernama Sumiati Hartono mengeluh pendaftaran dan pengajuan sertifikasi yang dinilai sedikit lambat. Keluhan itu disampaikan Sumiati kepada Mentan Amran dalam acara pelepasan ekspor di CDC Pelabuhan Tanjung Priok.
Dalam rangkaian ekspor ini, Kementerian Pertanian melepas 10,5 ribu ton dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,1 triliun. Dengan begitu, total kenaikan ekspor rata-rata mencapai 2,4 juta ton per tahun.
Catatan ini mengacu pada 2013, di mana total ekspor saat itu hanya 33 juta ton, namun pada 2018 angkanya naik menjadi 42,5 juta ton. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantap! Mentan Amran Lepas Ekspor Komoditas Pertanian Senilai Rp 1,1 Triliun
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga