jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Dirjen PKH Kementan) I Ketut Diarmita menyatakan, produksi daging ayam ras broiler tahun ini dalam kondisi aman. Bahkan, produksi daging ayam broiler mengalami surplus.
Pernyataan Diarmita merujuk pada realisasi produksi DOC FS broiler Januari hingga Juni 2018, serta dan potensi selama periode Juli hingga Desember 2018. Potensi produksi karkas 2018 berdasarkan realisasi DOC Januari-Juni 2018 dan potensi Juli-Desember 2018 sebanyak 3,3 juta ton dengan rerata per bulan sebanyak 27 ribu ton.
BACA JUGA: Ini Program Kementan Sejahterakan Petani Cabai Toli Toli
Menurut Diarmita, proyeksi kebutuhan karkas 2018 sebanyak 3 juta ton dengan rerata kebutuhan per bulan sebanyak 254 ribu ton. Berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan tersebut, Diarmita menegaskan, kondisi daging ayam nasional tahun ini mengalami surplus dengan potensi kelebihan produksi sebanyak 331 ribu ton.
“Hasil audit ini dilaksanakan oleh tim independen yang beranggotakan dari akademisi dan praktisi,” kata Diarmita dalam konferensi pers di Gedung Kementan, Jakarta Selatan, Kamis (30/8).
BACA JUGA: Kementan Tindak Tegas Pengedar Benih Bawang Putih Palsu
Menurut Diarmita, data produksi itu diperkuat grand parent stock (GPS) ayam ras broiler hasil tim audit populasi ayam ras pada 18 Mei sampai 20 Juli 2018. Dari hasil verifikasi atas self assesment report (SAR) ke lokasi telah diperoleh data populasi ayam jantan sebanyak 799 ribu dari 14 perusahaan pembibitan.
Sedangkan jumlah ayam betina ras GPS sebanyak 111 ribu ekor, jantan umur satu minggu sampai 24 minggu sebanyak 316 ribu ekor, jantan umur 25 minggu sampai afkir sebanyak 482.941 ekor, betina umur 1 minggu sampai 24 minggu sebanyak 55 ribu ekor dan betina umur 25 minggu sampai afkir sebanyak 56.192 ekor.
BACA JUGA: Kementan Perluas Areal Tanam Bawang Putih di Tulungagung
Selanjutnya berdasarkan validasi akhir pada 7 Agustus 2018, maka total populasi GPS ayam ras broiler berjumlah total ayam jantan ras GPS sebanyak 763 ribu ekor, ayam betina ras GPS sebanyak 123 ribu ekor, jantan umur 1 minggu sampai 24 minggu sebanyak 214 ribu ekor, jantan umur 25 minggu sampai afkir sebanyak 548 ribu ekor, betina umur 1 minggu sampai 24 minggu sebanyak 54 ribu ekor, dan betina umur 25 minggu sampai afkir sebanyak 68.742 ekor.
Sementara Ketua Tim Audit Populasi GPS Ayam Ras Broiler Trioso Purnawarman memaparkan, audit itu dilaksanakan pada 14 perusahaan pembibitan GPS ayam ras broiler. Sedangkan jumlah farm GPS sebanyak 37 unit dengan kandang yang terisi mencapai 82 persen atau 237 unit dari total kandang 289 unit.
Sebaran farm GPS ayam ras broiler berada di tujuh provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. Sedangkan farm lainnya adalah strain GPS ayam ras broiler yang ada di Indonesia, yaitu Cobb, Ross, Indian River dan Hubbard.
Trioso menyebutkan, mekanisme pelaksanaan audit GPS ayam ras broiler dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap desk review dan tahap kedua outside review. "Kemudian tim melakukan evaluasi, valuasi dan rekomendasi hasil audit secara komprehensif," kata dia.(tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Serius Mengendalikan Lalat Buah Salak untuk Ekspor
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga