Kementan Sukses Jadikan Bangli Pemasok Bawang Merah Bali

Rabu, 05 September 2018 – 21:17 WIB
Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi saat berkunjung di Kecamatan Kintamani, Bangli, Rabu (5/9). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BANGLI - Program khusus peningkatan produksi bawang merah yang dilakukan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membuahkan hasil gemilang.

Tak sekedar sukses swasembada, juga mencetak keberhasilan ekspor bawang merah dengan volume semakin meningkat tiap tahunnya.

BACA JUGA: Kementan Terus Kembangkan Lahan Pekarangan

"Tahun 2017 lalu kita bisa naikkan ekspor hampir 10 kali lipat dari 2016. Tahun 2018 kita optimis bisa ekspor bawang merah 15 ribu ton atau naik 100 persen dari 2017," ujar Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi saat berkunjung di Kecamatan Kintamani, Bangli, Rabu (5/9).

Menurut Suwandi, kunci sukses berada pada penataan dan pengembangan sentra proporsional antarpulau.

BACA JUGA: Kementan Dorong Pengembangan Cluster Kawasan Jeruk di Bali

"Hamparan bawang merah skala luas tidak hanya di Brebes, Cirebon atau Nganjuk, tapi sudah menyebar di Solok, Bangli, Tabanan, Bima, Sumbawa, Belu, Malaka, Maluku Tenggara, Enrekang, Tapin dan daerah lainnya", beber Suwandi

"Di Bangli ada 1200 hektar kawasan bawang merah tersebar di wilayah Danau Batur. Kabupaten Bangli dan Tabanan cukup untuk memasok pasar Bali", ujar Suwandi.

BACA JUGA: Festival Subak Karangasem Jadi Ajang Promosi Hortikultura

Kawasan ini sudah berkembang dari aspek hulu hingga hilir. Pascapanen hingga penyimpanan sudah mulai dikembangkan.

Bahkan sudah mulai industri skala rumah tangga mengolah menjadi krupuk, kripik, bawang goreng.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Wayan Sukartana mengatakan, petani menggunakan varietas lokal kintamani, bali karet, biru lancor, super philip dan bima brebes.

Dalam setahun bisa tanam 2-3 kali, tergantung ketersediaan air yang mengandalkan sumber air Danau Batur.

Di wilayah Kintamani ini juga berkembang pola tumpangsari, bawang merah, cabai, tomat, kubis, tandasnya.

Sementara, Komang Sukarsana pelaku usaha bawang merah Bangli mengatakan di sini menanam jenis bima brebes, sudah diolah menjadi 14 macam olahan antara lain bawang goreng hingga krupuk dan kripik.

Ini perlu dibantu untuk teknologi inovasi, pasca panen dan penyimpanan. Juga memerlukan pompanisasi air dari Danau Batur. Ini sudah disiapkan bangunan tempat pembelajaran bagi para petani.

“Harga bawang merah di petani normal di atas Rp 15.000 per kg dengan biaya pokok produksi Rp 11.000 perkg. Harga cabai rawit dan cabai merah Rp 14.000-15.000 perkg, kubis Rp 3.000 perkg dan tomat Rp 5.000 per kg,” pungkasnya. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Gerak Cepat Mengendalikan Penyakit Rabies di NTT


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler