jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) melakukan pembukaan lahan baru dan mencetak sawah dengan mengubah lahan tidur menjadi sawah atau optimalisasi lahan.
Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy mengatakan, lahan yang dimanfaatkan adalah rawa. Menurut dia, pembukaan lahan ini sesuai dengan nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan persiapan menuju lumbung pangan dunia pada 2045.
BACA JUGA: Kementan Optimistis Wujudkan Swasembada Daging
“Perluasan areal lahan sudah mencapai 900 ribu hektare. Kami lebih banyak membuka lahan rawa. Perluasan areal sawah yang 1 juta hektare itu 90 persennya dari optimasi rawa,” kata Sarwo dalam keterangannya, Kamis (7/11).
Sarwo menuturkan, program cetak sawah Kementan terbagi dua. Pertama, cetak sawah yang sebenarnya, dalam arti mengubah lahan tidur menjadi sawah.
BACA JUGA: Kepala BKP Kementan Ajak Generasi Muda Selamatkan Pangan
Kedua, optimalisasi lahan, yakni menambah areal luas tanam melalui optimalisasi lahan yang tidak produktif.
Cetak sawah baru dilakukan bekerja sama dengan TNI di lahan-lahan tidur di luar Jawa. Antara lain Lampung, Sumatera Selatan (Sumsel), Pulau Kalimatan, dan Papua.
BACA JUGA: BKP Kementan Mendorong Komersialisasi Produk Pangan Lokal
Pada 2015, Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, Ditjen PSP telah membuka sawah baru seluas 20.070 hektare, tahun 2016 mencetak sawah seluas 132.129 hektare, dan 2017 seluas 60.243 ha.
Untuk 2018, targetnya hanya sekitar 12.000 hektare. Sebagai gantinya, Kementan menggarap rawa pasang surut. Lahan pasang surut seperti di Sumatera Selatan dan Kalimantan sudah dioptimalkan, sehingga dapat menambah produksi pangan nasional.
Dengan demikian, Kementan melalui Ditjen PSP, dalam kurun waktu tiga tahun, telah berhasil mencetak sawah baru seluas 212.442 hektare. Sedangkan target cetak sawah tahun anggaran (TA) 2018 seluas 12.000 hektare.
"Cetak sawah seluas 212.442 hektare yang telah berhasil dicetak itu menambah luas baku lahan sawah di tanah air. Minimal akan mampu menambah produksi beras nasional sebanyak 673.326 ton/tahun dengan rata-rata produksi 3 ton/hektare. Secara berkesinambungan produksi dan produktivitas itu akan bertambah,” tandas Sarwo.(cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi