jpnn.com, MAGELANG - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyadari keberadaan taman nasional tidak hanya diperuntukan untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati, namun juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah penyangga.
Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK Bambang Supriyanto mengatakan, program kemitraan konservasi yang digulirkan diharapkan mampu mendorong masyarakat menjadi sejahtera.
BACA JUGA: Kebakaran di Gunung Merbabu Mengancam Satwa Endemik
Hal ini disampaikan pada pertemuan dengan mitra Balai Taman Nasional Gunung Merbabu di sela-sela kunjungan kerja reses Komisi IV DPR RI ke Provinsi Jawa Tengah pada Sabtu (29/2) kemarin.
Menurut Bambang, masyarakat dapat memanfaatkan potensi wisata yang ada di Taman Nasional (TN) Gunung Merbabu. Pemanfaatan ekowisata taman nasional akan menggerakkan perekonomian masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, misalnya porter atau pemandu.
BACA JUGA: Kelakuan Buruk Brigpol MA Akhirnya Terungkap
“Dengan hubungan yang bagus antara para pihak, kelestarian keanekaragaman hayati dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai,” ujar Bambang.
Terkait dengan pemanfaatan jasa lingkungan air, Bambang menyampaikan agar hal tersebut dilakukan secara kolaboratif, sehingga diharapkan tidak menimbulkan konflik, dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan mencegah pencemaran.
BACA JUGA: Lina Akhirnya Ungkap Alasan Potong Organ Vital Suaminya, Oh Ternyata
Sementara itu, Direktur Kawasan Konservasi KLHK Dyah Murtiningsih yang turut hadir dalam pertemuan itu menambahkan, filosofi dari fungsi taman nasional adalah omah, tadah, dan berkah.
Taman nasional merupakan omah atau rumah bagi masyarakat yang ada di sekitar taman nasional dan berbagai tumbuhan dan satwa liar yang hidup di dalamnya. Selain itu, taman nasional adalah tadah atau penyerap air. Ketika taman nasional dijaga dengan baik, maka keberkahan akan didapatkan.
“Masyarakat tidak dilarang untuk masuk ke dalam taman nasional sepanjang tidak mengganggu fungsi taman nasional sebagai omah, tadah, dan berkah,” tambah Dyah.
BACA JUGA: Berita Duka, Deni Astuti Meninggal Dunia secara Tragis, Diduga Dibunuh Suaminya
Diketahui, dalam pertemuan itu hadir para tokoh masyarakat di desa-desa penyangga, serta turut hadir relawan Masyarakat Peduli Api, Masyarakat Mitra Polhut, kader konservasi, hingga pelaku usaha wisata. Semua dapat kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan pejabat yang hadir. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan