Kena Razia di Kafe, Bule Australia Mengamuk

Sabtu, 17 Februari 2018 – 12:12 WIB
Tim gabungan dari POM TNI, Propam Polda, Satpol PP, Imigrasi Mataram, dan BNNP melalukan razia di sejumlah tempat hiburan malam di Kota Mataram dan Senggigi, Lombok Barat, Jumat (16/2). Foto: DIDIT/LOMBOK POST

jpnn.com, MATARAM - Petugas gabungan melakukan razia ke sejumlah tempat hiburan malam di Kota Mataram dan Senggigi, Lombok Barat (Lobar), NTB, Jumat dini hari (16/2).

Hasilnya, petugas memeriksa sejumlah oknum PNS, oknum anggota Polri, terduga pengguna narkotika, warga asing, dan pelajar.

BACA JUGA: Heboh! Waria Gunduli Rambut Satpol PP

Razia ini merupakan inisiasi dari Lanal Mataram melalui POM TNI Angkatan Laut. Kegiatan tersebut dibantu BNN NTB, Propam Polda NTB, Satpol PP, Kantor Imigrasi Mataram, POM Angkatan Darat dan Angkatan Udara.

Tim gabungan merazia sejumlah karaoke dan tempat hiburan malam. Antara lain, Lombok Plaza, Stars Kafe, Metzo, Metropolis, Sahara, Planet, Marina, dan Loligo.

BACA JUGA: Bukan Pasutri Kena Razia di Hotel, Ngelesnya Bikin Ngakak

Razia pertama dilakukan petugas di karaoke Lombok Plaza. Di sini, pengunjung diperiksa kartu identitas kependudukannya.

Beberapa di antara mereka juga dilakukan tes urine. Salah satunya perempuan dengan inisial D. Tetapi, dari hasil tesnya menunjukkan tidak terdapat zat nakotika.

BACA JUGA: Inilah Pengakuan Lucu-lucu Pasangan Kena Razia

Meski tidak mendapatkan pengguna narkoba, di Lombok Plaza petugas mengamankan tiga pelajar dengan inisial AP, DK, dan FR. Ketiganya kemudian diangkut menuju truk TNI AL.

Selanjutnya tim gabungan menuju kawasan Batulayar, Lobar, dengan sasaran sejumlah tempat hiburan malam.

Lokasi pertama yang didatangi adalah Stars Kafe. Di tempat ini, petugas mendapati satu orang PNS dari Kota Mataram dengan inisial JU.

Tidak hanya JU, terdapat empat ASN lain yang terjaring dalam kegiatan ini. Di Metzo, petugas mengamankan PNS berinisial LA, kemudian inisial MU serta RA di Sahara serta inisial ID di Loligo.

Berbeda dengan tempat hiburan di Kota Mataram, di Lobar tim gabungan menjaring lebih banyak orang.

Selain PNS, terdapat pula dua pelajar dengan inisial PR dan AA di Marina. Di lokasi yang sama, petugas juga menemukan oknum anggota Polri yang bertugas di Sumbawa.

Selain itu, ketika menyisir di tempat hiburan malam Planet, tim gabungan menemukan satu pengunjung yang urinenya positif mengandung zat narkotika. Pria dengan inisial DS itu kemudian diangkut bersama ASN, pelajar, dan oknum Polri.

Dandenpom AL Kapten Laut Arga Yudhistira mengatakan, kegiatan tersebut merupakan upaya dari aparat untuk meminimalisasi peredaran narkoba serta senjata tajam. Juga menertibkan anggota TNI dan Polri dari tempat hiburan malam.

"Ada aturannya kalau TNI dan Polri dilarang memasuki tempat hiburan malam," kata Arga.

NTB dengan sejumlah destinasi unggulannya menjadi sasaran peredaran gelap narkoba. Karena itu, kegiatan ini diharapkan bisa mempersempit ruang gerak pengedar barang haram tersebut.

Arga melanjutkan, dengan tujuan seperti itu, razia kemarin bukan menjadi yang terakhir. "Ini akan kita lanjutkan, untuk mengamankan wilayah Senggigi dan Kota Mataram," ujar dia.

Mengenai orang-orang yang diamankan saat razia, nantinya akan diserahkan penanganannya sesuai institusi mereka. PNS akan diserahkan ke Satpol PP, pelajar akan dikembalikan ke orang tuanya, dan oknum Polri diurus tim dari Propam Polda.

Sementara itu, ketika dilakukan razia di Marina Kafe, salah seorang pengunjung berkewarganegaraan Australia tidak bisa menunjukkan dokumennya.

Bahkan dia mengamuk dengan melemparkan handphonenya ke arah pengunjung lain. Bukan itu saja, pria 79 tahun itu menolak untuk dibawa. Penolakannya itu diduga akibat pengaruh minuman beralkohol.

Sempat terjadi perdebatan antara petugas Imigrasi Mataram dengan pria berinisial OKA itu. Setelah berdebat hampir 30 menit, OKA dengan terpaksa mengikuti petugas menuju Lanal Mataram.

Kasubsi Pengawasan Kantor Imigrasi Mataram Made Surya mengatakan, pengamanan terhadap yang bersangkutan karena saat diperiksa dia tidak bisa menunjukkan dokumen.

"Memang di TKP tidak ada. Tapi, setelah kita bawa ke tempat dia menginap, dokumennya ada," kata Made.

Setelah itu, pihak Imigrasi Mataram akan melakukan pendalaman lagi. Melihat apakah ada aktivitas atau catatan khusus terkait keberadaan OKA di Indonesia.

"Kita dalami lagi. Kalau ada yang mencurigakan, ya diselidiki. Kalau tidak, kita lepas," jelas dia.

Sejauh ini, pemeriksaan singkat yang dilakukan Imigrasi menujukkan bahwa OKA memegang dokumen lengkap. Dia juga menggunakan visa terbatas untuk liburan.(dit/r2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PL di Bawah Umur Terjaring Razia


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler