KELAPA DUA-Tahun ini, boleh jadi tahun yang pahit bagi pengusaha jasa konstruksi di Kabupaten Tangerang. Kenaikan harga beberapa item seperti tarif telepon dan Bahan Bakar Minyak (BBM) dipastikan akan membuat pengusaha yang bergerak di sektor konstruksi ini menjerit. Pasalnya, harga dasar proyek dalam lelang yang tetapkan tidak sesuai lagi dengan harga-harga di pasaran nantinya.
"Dengan kenaikan BBM yang rencananya ditetapkan April mendatang, para pengusaha jasa konstruksi akan merugi, lantaran harga barang-barang akan naik. Sementara para pengusaha material juga dikhawatirkan akan melakukan penimbunan hingga April mendatang," ujar Maulana Yusef, Ketua Gapensi Kabupaten Tangerang kepada Tangerang Ekspres (Grup JPNN), kemarin (27/2).
Menurut Yusep, kenaikan BBM akan berimbas pada kualitas harga satuan bahan baku proyek. Pasalnya, lelang yang akan dilakukan pekan ini, masih menggunakan standar harga lima bulan lalu. Setelah terjadi kontrak dan masuk dalam tahap pengerjaan proyek, harga-harga di pasaran akan meningkat akibat kenaikan BBM.
"Ini akan berimbas kepada kualitas pengerjaan para kontraktor, seumpama harga satu sak semen Rp 50.000 sebelum terjadi kontrak, maka setelah dilakukan pengerjaan dan bersamaan dengan kenaikan BBM, harga satu sak semen akan naik, misalkan Rp 60.000. Dengan begitu, para pengusaha akan berpikir dua kali dan berusaha untuk mengurangi takaran semenya yang tadi 10 sak semen sekarang jadi 8 atau 9 sak semen," tukasnya.
Hal tersebut dipastikan akan dilakukan para pengusaha kontraktor, karena apabila mengikuti takaran yang semestinya dengan mengikuti harga yang sudah mengalami kenaikan, maka pengusaha akan gulung tikar. "Apabila kita pertahankan kualitas, maka bisa berujung kepada kebangkrutan para pengusaha. Jadi akan banyak pengusaha menjadi nakal karena keadaan tersebut. Saya kira pemerintah juga perlu memikirkan nasib masyarakat juga para kontraktor," keluhnya.
Yusef menyayangkan belum adanya langkah antisipasi dari pemda untuk mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi pada proyek-proyek pemerintah daerah. Terutama terkait soal harga satuan proyek. Yusef berharap, sebelum terjadinya lelang pemerintah Kabupaten Tangerang untuk mencari solusi untuk bisa revisi harga lelang itu kembali.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kabupaten Tangerang Dedi Kurniadi mengaku, dengan kenaikan BBM ini dipastikan akan berdampak kepada para pengusaha kontraktor. Lantaran, harga satuan proyek yang akan dilelang pada tahun anggaran 2012 masih berpegangan pada survei harga tahun 2011.
"Bukan hanya para pengusaha saja yang akan dirugikan dengan kenaikan BBM ini, tapi akan berimbas kepada seluruh sektor. Ini akan mengganggu kualitas pembangunan di Kabupaten Tangerang," tutur Dedi. Terkait ulah para kontraktor nakal, Dedi mengaku akan melakukan langkah antisipasi. Sebagai Ketua Kadin Kabupaten Tangerang, pihaknya akan meminta kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk melakukan ekskalasi harga satuan proyek sebelum lelang itu diadakan.
"Kenaikan akan berimbas kepada harga material beton, semen, produksi, kosntruksi dan upah jalan para kontraktor sehingga pemerintah harus melakukan ekskalasi harga pada proyek yang akan dilelang nantinya. Apabila BBM telah naik," tukasnya.
Dedi berharap, pemerintah harus melakukan langkah penyelesaian terkait kenaikan harga BBM yang akan terjadi pada bulan April mendatang. "Yang pasti, pemerintah harus menyesuaikan kebijakan pemerintah pusat di wilayah daerah, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," imbuhnya. (mg-5/sdh/abd/rud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada 22 Daerah Rawan Konflik Pertambangan
Redaktur : Tim Redaksi