Kenali Bahaya Depresi Penyebab Sulli Bunuh Diri

Selasa, 15 Oktober 2019 – 16:13 WIB
Sulli. Foto: KpopStarz

jpnn.com - Bintang asal Korea Selatan, Sulli, ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Senin (14/10) akibat bunuh diri. Penyebabnya diduga akibat depresi parah, yang akhirnya membuatnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Usianya baru 25 tahun. Secara medis, depresi yang tidak ditangani dengan baik memang bisa memunculkan banyak bahaya, hingga bisa berujung pada percobaan bunuh diri.

Dari pemberitaan, pihak kepolisian Korea menyebut bahwa wanita bernama asli Choi Jin-ri ini meninggal dunia akibat gantung diri di lantai dua apartemennya di Seongnam. Pihak kepolisian juga menyebut, penyebab Sulli gantung diri diduga karena depresi berat.

BACA JUGA: Pernyataan Resmi SM Entertainment soal Kematian Sulli eks f(x)

Beberapa waktu lalu, Sulli sempat mengunggah video di Instagram, memperlihatkan dirinya menangis dan mengatakan I’m not a bad person.

Sulli termasuk aktif di media sosial dan baru-baru ini menjadi pembaca acara serial TV tentang penyalahgunaan media daring. Beberapa media asing bahkan menyebutnya cukup lantang menyuarakan feminisme dan pandangannya tidak ditutup-tutupi. Hal tersebut cukup jarang ditemui di antara pada idola wanita di Korea Selatan yang cenderung konservatif.

BACA JUGA: Si Cantik Sulli Pernah Mengaku Tak Bahagia Sebelum Ditemukan Tewas

Mengenai tragedi kematian Sulli, para fans menyalahkan perundungan siber (cyberbullying) yang diduga menjadi penyebab utama depresi yang dialaminya.

Bahaya depresi yang tidak boleh disepelekan

Berdasarkan penjelasan dari dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, depresi adalah gangguan mental yang paling umum dan sering ditemui. Menurut data dari Badan Kesehan Dunia (WHO), lebih dari 300 juta populasi dunia mengalaminya. Depresi bisa dialami siapa saja dari berbagai usia.

Sayangnya, sebagian besar masyarakat, termasuk di Indonesia, menganggap orang-orang yang berjuang dengan depresi kurang religius, lemah psikologis, atau dianggap melebih-lebihkan atau mencari perhatian. Anggapan tersebut tidak tepat.

“Depresi terjadi karena proses yang kompleks dan melibatkan banyak faktor, mulai dari sosial, psikologis, dan  biologis. Berbagai kejadian di masa lampau juga turut memengaruhi kondisi kejiwaan seseorang dan bagaimana ia menghadapi masalah dalam hidupnya. Itulah kenapa semua orang bisa mengalami depresi,” jelas dr. Sepriani.

Depresi bisa bersifat ringan, bisa juga berat. Depresi ringan datang dan pergi dengan sendirinya, ditandai dengan hati yang berat, sedih, dan murung. Sementara itu, depresi berat dicirikan dengan perasaan tidak berguna, merasa bersaah, serta sering disertai gejala fisik seperti penurunan berat badan, sakit kepala, hingga terus-terusan tak enak badan.

Penderita depresi berat cenderung menarik diri, tidak peduli pada lingkungan sekitar, serta aktivitas fisik yang terbatas.

"Pada tahap yang berat, depresi dapat berujung pada tindakan bunuh diri. Setiap orang yang depresi memiliki risiko untuk bunuh diri, meski tidak semua akan melakukannya," kata dr. Sepriani.(klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler